Postingan pertama di bulan Juli, sekaligus ini adalah postingan ke 80. Aku tak tahu apa yang akan aku tuliskan di sini, Pikiranku campur aduk, seperti adonan roti yang dibuat ibuku, penuh dengan bahan yang beraneka ragam. seperti benang kusut yang tak bisa diurai lagi helai demi helainya.
I have nothing to say
I have nothing to say to my dear
Your cold eyes freeze me. I got a lot to say, but the words just won't come out
I still got nothing say, I have nothing to say
Those words, those sentences can't come out from my mouth
Do you have something to say dear??
Please say something...
Your words, your sentences can't come out from your mouth
We even can't break this silence
Aku gak punya apapun buat dikatakan,habis sudah semua kata-kataku
Apa? Apa yang akan kau katakan sayang??
Kau juga sama saja kehabisan kata-kata
Tempat ini sunyi, hanya suara jangkrik dan gemericik air mancur di taman.
Kopi hangat ini sudah dingin sayang....
Lalu lalang motor tak lagi terdengar
Tidak seharusnya pertemuan kita seperti ini, tak seharusnya pula kita hanya diam di sini, menikmati keheningan malam tanpa kata yang terucap..
"Aku..."
serentak kita mengucapkan kata itu bersama, hening lagi...
"Kamu..."
seirama kata itu terucap dan keheningan kembali datang...
Aku beranikan diri untuk memulai pembicaraan, namun lidah ini terasa kelu. Aku paksakan diri untuk berbicara. Tetap saja, kata-kata yang sudah berada di ujung lidah tak mampu keluar..
Kopi ini sudah menjadi sangat dingin sayang seperti angin malam yang seolah menyuruh kita untuk kembali ke peraduan kita masing -masing..
Kau pun hanya diam sayang, lidahmu sama kelunya dengan lidahku,
Begitu sulitnyakah untuk mulut ini berbicara???
Kau beranjak dari tempat dudukmu, menengadahkan tangan di depan wajahku
Tangan yang dingin itu, kusambut dengan hangat, walaupun tangankupun sama dinginnya denganmu..
Menyusuri jalan taman, melangkah pulang
Tetap saja tak ada satu katapun terucap,hanya genggam tanganmu yang semakin erat
Seolah semuanya tersampaikan melalui genggaman tanganmu
Aku : "kamu masih tetap sama seperti yang dulu, tak berubah
Kamu: "kamu berubah, kamu terlihat cantik dengan jilbab ungu itu"
Aku hanya tersenyum,kulirik dia juga tersenyum
Kurasakan tangannya semakin hangat, genggaman inipun semakin erat
Aku : " andai dulu kita tidak berakhir dengan cara seperti ini,pasti keheningan ini tak akan pernah terjadi setiap kita bertemu"
Kamu : "aku ingin kamu tahu, bahwa sebenarnya, aku tak mau mengakhiri dengan cara seperti ini"
Aku ; "tapi kau tahu, keputusan ini adalah keputusan kita berdua, mengagungkan semua kebersamaan kita di atas rasa cinta"
Kamu : "itulah kamu. Itulah alasan mengapa aku selalu bangga padamu sayang"
Aku : "berhentilah mengucapkna kata 'sayang' "
Aku tersenyum geli
Aku : "aku tak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kita, nanti, besok ataupun lusa. Tapi rasa ini tetaplah sama, sebagaimana yang seharusnya"
Kamu : "apapun itu, kita harus menerimanya dengan lapang dada, karena itulah jalan yang sudah digariskan. Aku harap rasa ini pun masih sama seperti yang dulu."
Sampailah kita di penghujung jalan, sebuah persimpangan yang akan memisahkan kita, masih dengan keheningan yang menyertai. Tak sepatah katapun keluar dari tadi, hanya hati yang berbicara.Persimpangan inilah yang memisahkan kita pada akhirnya. Genggaman tanganya semakin longgar. Tatap matanya masih dingin, aku hanya tersenyum. Masih tak ada kata yang terucap. Kita berjalan menuju jalan yang telah kita pilih masing-masing.
Aku berbisik "akankah kita akan bertemu di akhir persimpangan ini??"
dan kaupun berkata "pasti... sayang"
Masih,,keheningan menyertai perjalanan kita di persimpangan ini..
#andai aku dapat mengatakan semua ini padamu sejak awal, sebelum semuanya terlambat, sebelum semuanya musnah, sebelum rasa ini hilang, karena aku tak pernah yakin bahwa kita akan benar-benar dipertemukan di ujung persimpangan ini.
kalau dilihat sich emang masih 74 tp aslinya ada 80..^^
BalasHapus