WELCOME TO MY WORLD

Baca, Bayangkan dan Jangan Dihayati Dalam-dalam

Jumat, 06 Juli 2012

Analogi Tanah

Mungkin orang akan berpikir aku ini bodoh, dan yang paling parah mungkin mereka akan menanggap aku ini gila atau tidak waras. Terserah, aku tidak peduli apapun kata mereka, aku ya aku...

Aku tak tahu harus gimana lagi. Pot bunga ini sudah  retak tapi anehnya tak kunjung pecah, tanahnya pun mungkin akan sulit untuk ditumbuhi tanaman lain. Tanah dan pot ini sepertinya tidak bisa dipisahkan. Sesering apapun aku mengganti tanahnya, tanah itu tidak akan bisa ditumbuhi tanaman apapun. Dan sesering apapun aku mengganti potnya, tanahnya juga tak menghasilkan apa-apa. Kedua benda ini benar-benar sudah membuatku gila.

Tetangga kamarku bertanya "kenapa kau tidak membuangnya saja?" sudah tahu tidak bisa ditumbuhi apa-apa". Aku hanya bergeming "aku juga tahu hal itu".
Aku hanya bisa memandangi pot yang sudah usang itu. Kutengok tanah di dalamnya, sebenarnya tanah ini masih subur "apa yang salah ya? ini aneh" batinku.

Aku meletakkan pot lusuh itu di pojok depan kamar kos. Kalau ada hujan, biarkan dia tersiram hujan, kalau kepanasan, aku juga membiarkannya kepanasan. Tanah itu memang tak pernah kurawat dengan benar. Aku biarkan saja apa adanya. Pernah suatu ketika aku mendapati ada sebuah tanaman kecil yang tumbuh dalam pot itu. Aku kaget, aku tak tahu harus bagaimana, aku juga tak tahu itu jenis tanaman apa dan bagaimana merawatnya. Semenjak itu, aku sering memperhatikan tanaman dalam pot itu. "Akhirnya, ada yang bisa tumbuh juga" batinku sambil tersenyum.

Setiap pagi aku membiarkan pot itu terkena hangatnya sinar mentari, saat terik aku memindahkannya ke tempat yang lebih sejuk, aku tak lagi membiarkan tanaman yang sudah hidup itu mati dan layu. Aku penasaran, akan seperti apa jika tanaman itu besar kelak.

Tak terasa usia tumbuhan itu sudah hampir 2,5 tahun. Tumbuhannya tumbuh subur,terlihat hijau bunga berwarna merah pun mulai menampakkan kelopaknya. Betapa bahagianya aku saat itu. Tetangga kamarku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya setiap melihatku. Terkadang aku mendengar ia berbisik "sudah gila itu anak". Aku selalu memperhatikan betul perkembangan tumbuhan itu. Kuukur tingginya, jumlah bunga yang telah tumbuh.
Sayangnya, usia tumbuhan itu tidak bertahan lama, tumbuhanku terserang hama, bunga-bunganya mengering. Dan pada akhirnya mati. Hatiku entah mengapa merasa sangat sakit, mengapa aku tidak tahu menahu jika tumbuhan yang telah lama kurawat itu tidak tahan hama. Aku terus berusaha untuk menghilangkan agar virus hama tidak menyebar, namun terlambat. Bunga itu benar-benar layu, kering dan mati.

Aku tak menyentuh pot dan tanah itu sama sekali. Kubiarkan begitu saja setelah tumbuhan yang pernah hidup di dalamnya mati. Aku tak ingin mencarikan bibit baru, toh bunga merah yang pernah tumbuh di sana juga tidak jelas asal bibitnya. Satu tahun, benda itu tak berubah, tetap pot yang rusak, lusuh dan retak. Aku ingin sekali membuang tanahnya dan menggantinya dengan yang baru, siapa tahu, hama itu juga sudah merusak konstruksi tanah. Yaa..kuambil sekop dan bersiap untuk membuang tanahnya. Saat aku akan membuangnya "ini aneh, kenapa tanah ini masih terlihat bagus" batinku. Aku coba untuk menumpahkan tanah itu di pelataran kos,,,benar saja, tanah itu masih sangat bagus, masih subur kalau boleh dibilang, tumbuhan masih bisa tumbuh. Kuurungkan niatku untuk membuangnya, kuletakkan kembali tanah itu kedalam pot usang.
"hei, kenapa tidak kau buang saja? Bukankah tadi kau akan membuangnya?" tanya temanku
"tidak, tanahnya masih bagus, sayang kalau dibuang" jawabku lalu berlalu pergi.
Aku letakkan kembali pot itu di tempat semula. Aku biarkan saja benda itu seperti dulu, kubiarkan kehujanan, kepanasan. Jika ada tumbuhan lain yang bisa hidup tak akan aku beri perlakuan istimewa padanya. Aku hanya ingin tahu, seberapa lama tumbuhan itu akan hidup kelak. Melawan hama yang menyerang, terik mentari yang panas dan hujan badai yang membuatnya goyah. Jika tumbuhan itu bisa bertahan, maka dialah juaranya, tanah dan bibit yang sesuai.
Sekarang, aku ingin mengamati seperti apa tumbuhan yang bisa hidup di tanah itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar