Aku berjalan menyusuri koridor, kulihat seorang gadis sedang melamun, matanya menerawang jauh ke angkasa, entah apa yang dilihatnya..
Kudekati dirinya, kuberanikan diri untuk meyapanya, aku sama sekali tak mengenalnya..
Dia melihatku, dengan tatapan kosong dan dalam,,kemudian berpaling
Aku duduk disampingnya,,tatapan kita sama-sama nanar,,menatap ke angkasa
Dia angkat bicara
" Aku menyesal, telah membuatnya pergi jauh, ke sana" sambil menunjuk langit
"Aku sangat menyayangi dirinya, namun aku justru menyia-nyiakan semuanya"
"Sekarang dia pergi jauh, ke sana...." ia kembali menunjuk langit
"Aku belum mengatakan bahwa aku menyayanginya, aku belum mengucapkan terima kasih padanya, dan maaf" dia tertunduk, lemas, dan tak ku kira tetes air membasahi pipinya
Dia menangis sesenggukan di sampingku, aku hanya diam, kembali menatap langit, nanar...
Penyesalan memang selalu menjadi peran pamungkas, selalu di akhir cerita
Aku tahu betapa dalam penyesalan yang dia rasa,namun setidaknya aku tidak pernah menyesal
Aku tidak pernah menyesal membuatmu luka, karena sebelum itu, aku telah memberikanmu cinta, kau juga telah memberiku cinta
Aku tidak pernah menyesal membuatmu menangis, karena sebelum itu, aku telah memberimu tawa, kau juga memberiku tawa
Aku tidak pernah menyesal membuatmu kecewa, karena sebelum itu aku berusaha keras mempertahankanmu, kau juga berusaha mempertahankanku
Aku tidak pernah menyesal karena kita pernah bertemu..
Aku bersyukur akan semuanya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar