WELCOME TO MY WORLD

Baca, Bayangkan dan Jangan Dihayati Dalam-dalam

Rabu, 09 Juli 2014

Diasingkan dan Terasingkan

Entah apa yang ada di otak saya ketika menuliskan dua kata tersebut. Bagi yang nilai bahasanya menengah ke atas pasti tahu perbedaan arti dari kata tersebut. Kali ini saya akan mendeskripsikan dua kata tersebut dengan kenyataan yang sedang saya hadapi.

Mulai dari kata "diasingkan", mungkin cerita ini terdengar kejam atau mungkin sedikit berlebihan, tapi beginilah adanya. Saya sampai sekarang masih menggantungkan hidup dan penghasilan kecil-kecilan dari sebuah lembaga bimbingan belajar tempat saya bernaung. Anda tahu, penghasilan yang bisa dibilang tidak menentu setiap bulannya dan jujur saya lelah. Namun, itulah hal yang bisa saya lakukan sambil menunggu jadwal kuliah pascasarjana bulan September nanti. Selain itu saya mencoba mencari beasiswa yang bisa meringankan biaya pendidikan saya, namun sayang, beasiswa yang saya ajukan ternyata hanya terbatas bagi beberapa universitas negeri di Indonesia. Dari sekian universitas, universitas dimana saya akan kuliah lagi ternyata program studinya tidak termasuk dalam rekomendasi program studi yang mendapat beasiswa. Kecewa. Dan di saat yang sama, Ibu berkata "Itu yang di luar jawa, kan ada to program studinya". Aku kaget. Di luar jawa? Selama 2 tahun? Bukankah secara tidak langsung aku diasingkan. Lebay? Biarlah... tapi memang itu adanya, universitas yang memiliki program studi itu memang ada di luar jawa. Tujuan dari mendapatkan beasiswa itu sudah jelas, supaya setelah lulus bisa jadi dosen, jelas outputnya. Dan aku??? Aku hanya gamang, diam.. it means my mother 'exiles' me. Exiles? Oh whatever it is. Lalu aku harus bagaimana jika begini, ada tawaran yang menggiurkan, tapi di luar jawa. Jujur, aku tidak sanggup jika harus pergi ke luar jawa. Aaaarrggghhh.... dan aku putuskan, mari mencari beasiswa lain dulu.
Makna diasingkan yang berikutnya adalah saat seseorang tersebut melakukan suatu hal memalukan atau cenderung membawa dampak negatif bagi orang di sekitarnya sehingga dia diasingkan dari orang-orang di sekitarnya. 
Dari dua kata "diasingkan" tersebut, yang kedua untungnya saya belum merasakannya. 

Beralih ke kata berikutnya,  "'terasingkan". Menurut saya, kata ini memiliki 'level' yang lebih tinggi daripada yang pertama. Mengapa? Karena ini datangnya dari dalam diri, yaitu perasaan dimana seseorang merasa diasingkan. Akibat dari diasingkan adalah seseorang akan merasa dirinya terasingkan dari orang lain ataupun orang terdekatnya (pendapat pribadi). Bagi yang punya pendapat lain, silahkan...
Sepertinya saya akan merasa terasingkan dengan kondisi saya yang seperti ini. Seorang pengajar dengan gaji pas-pasan bergumul diantara orang-orang yang memiliki bibir yang nyinyir dan orang tua yang memiliki telinga sangat sensitif jika orang lain membicarakan anaknya. Aku bersyukur memiliki kedua orang tua yang kritis dan telinga super sensitif, itulah yang membuat mereka selalu mendukung anak-anaknya untuk mendapatkan yang terbaik. Namun, mulai dari situ pula aku mulai merasa terasingkan di keluarga sendiri. Terasingkan bukan karena diasingkan, tetapi lebih kepada saya belum bisa memenuhi keinginan orang tua saya. Saya masih terlalu gamang, dan yap.. saya kurang berambisi jika apa yang ingin saya dicapai sudah jelas tidak memungkinkan. Ambisi itu akan lenyap...dan bila ada pihak yang masih memaksa, jatuhlah saya semakin dalam.

Intinya, saya benar-benar terasingkan sekarang, karena mulai diasingkan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar