Aku kehilangan...eh maksudnya buku tebal yang isinya bagus itu dipinjam dan sampai sekarang belum kembali, alhasil aku buka tumblr dan menemukan masih ada beberapa rajutan kalimat-kalimat indah milik sang penulis, Moammar Emka. Ada yang mengutip beberapa dari rajutan kalimat manis itu, dan mencamtumkan nomer halamanya. Dan kali ini akan aku kutip beberapa diantaranya (semoga nomer halamannya benar)
Halaman 52
Dear You,
Kala gelisah menjamu ketermanguan, beginilah cinta kueja dalam kata:
"Lelah akhirnya. Hanya ada lemah yang tersisa. Seterusnya, kata-kata tak berwujud sapa. Aku hanya bisa menerima jika ini memang seharusnya."
Dan beginilah cinta kujamu dalam doa, ketika hati menyapa ruang hampa dan mencari saudaranya:
"Tuhan, temaniku dalam gelisah ini. Itu saja"
Tak pernah ada kata sia-sia untuk sebuah doa. Setitik terang terpendar, di keesokan harinya. Kupagut lagi cinta dalam rona senyum yang menepikan praduga:
"mendekap siang, menimang mimpi, jalani lagi, getar yang sempat mengendus ragu dalam lajunya"
Halaman 53
Dear You,
Rindu kesumat. Merajalela di batas angkuh yang mengunci bibir untuk bertanya tentangmu. Apakah kau mencecap rasa yang sama? Andai saja
Bahkan, dalam pekatnya malam, larik-larik senyumanmu menjelma lukisan terang yang memenuhi bejana kegelisahanku. Bagaimana mungkin aku beranjak pergi?
Sapamu di telepon menjadi kejutan yang tak terduga-duga. Dan sepanjang sisa hari ini, hidupku jadi berjudul "Bahagia"
Well, itu sebagian dari sekian banyak sekali rajutan kalimat-kalimat manis yang dituliskan Moammar Emka di buku yang berjudul Dear You. Benar memang, isi buku itu penuh dengan kalimat yang kita tidak akan pernah tahu, bahwa kita juga mengalami hal yang (hampir) serupa dengan sajak-sajaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar