Saya masih tidak percaya bahwa saya mendapatka dosen penguji yang dihindari teman-teman saya. And see... I'm the one and only who got her. How lucky I am. Yes, very lucky. Saya tidak tahu mesti bagaimana lagi menghadapi 'jackpot' yang satu ini. Jalan satu-satunya saya harus siap mental. Dari mengumpat habis-habisan dalam hati. Saya menemukan pencerahan setelah berjalan-jalan menikmati Semarang malam hari dan membaca sebuah blog afterlifeme (mungkin kisahnya berbeda, tapi saya benar-benar terinspirasi sama blog dia). Ya, ini kisah seorang pesakitan kanker yang sudah berada di sisi Tuhan, sedangkan saya pesakitan skripsi dan pesakitan 'jackpot'. Tapi ada satu kalimat yang membuat saya tahu bahwa Allah sangat menyayangi saya
“Dia Yang Diatas ngasih kamu sakit karena Dia tau cuma kamu yg kuat ngadepin ini. Orang lain gak mungkin sekuat kamu”.
Nah, kenapa kalimat itu saya garis bold, italic dan underline? Agar semua tahu, bahwa saya juga punya kalimat seperti itu untuk diri saya. Lebih tepatnya untuk memperkuat hati saya. Jadi kurang lebih mungkin kalimatnya seperti ini "Allah, gak ngabulin doa kamu yang minta dosen penguji baik, dan malah dikasih dosen penguji yang kaya gitu, karena Dia tahu, cuma kamu yang bisa ngadepin tuh dosen. Mungkin teman-teman kamu yang pada nolak beliau awalnya, karena mereka takut atau tidak sekuat kamu." This is just the path I should take. I can't turning back. Sejauh ini, kalimat itu masih menguatkan saya. Masih membuat saya tersadar, bahwa mereka yang sudah lebih jauh langkahnya di banding saya, ternyata masih meninggalkan beberapa perkara per-berkasan. Ya, Allah itu Adil. Mungkin gampang banget bagi mereka buat ngomong 'kenapa gak minta ganti aja dosenya', 'kenapa kamu gak nangis-nangis gitu, mohon biar jangan beliau dosenya', 'kamu yang sabar ya met, semangat'. Kalimat itu begitu mudah menguap dari mulut mereka. Saya bahkan berpikiran sinis pada mereka. Ini pikiran saya tentang mereka yang mengatakan 'kenapa gak minta ganti saja dosenya', "hei kalian, bukankah kalian menolak saat ditawari seperti saya? bukankah kalian tidak menginginkan beliau jadi dosen penguji kalian waktu itu, see?? It happens to me now. Kalian gak berani kan ngadepin beliau? Takut? Allah Maha Pandai kan? Dia sayang sama kalian, makanya kalian dimudahkan. Dia juga sayang sama saya, Dia tahu saya orangnya akan kuat dalam mengahadapi hal ini, dan Dia tahu saya bisa menghadapi semuanya.
Allah, jika aku boleh bercerita padamu, maka aku ingin mengatakan "kalimat yang aku jadikan sebagai motto dalam skripsiku, terima kasih telah Engkau jadikan nyata (Al-Insan "Maka bersabarlah kamu dalam menghadapi ketetapan Tuhanmu" saya agak lupa itu ayat berapa). Yang bisa saya tangkap saat ini adalah, saya sedang diberi nikmat yang luar biasa. Saya belajar untuk sabar, bersyukur, selalu usaha dan positif thinking, lebih menghargai orang dan tegar. Pokoknya hal-hal dari blog yang saya baca itu benar-benar menginspirasi saya. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di depan sana. Yang perlu saya lakukan adalah, menjalani dengan sebaik-baiknya apa yang ada sekarang.
Ya, Allah, saya memohon mudahkanlah dan lapangkanlah jalan saya dalam mensyukuri nikmat yang kau beri. Tuntunlah saya untuk selalu belajar ikhlas, lapang dada, dan sabar. Jangan jadikan saya sebagai umat yang lupa bersyukur, jangan pula jadikan saya sebagai umat yang selalu berprasangka buruk padamu. Saya mohon agar Kau selalu menguatkan saya yang lemah ini. Amin.
(ini kenapa spasinya jadi lebar -________-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar