Pernah main layangan gak? Pernah menerbangkan layangan gak? Yaa..mungkin bagi kalian yang masa kecilnya bahagia dan gak neko-neko mesti pernah ngrasain gimana susahnya nerbangin layangan. Tarik ulur, tarik ulur. Ibarat cowok yang lagi PDKT sama cewek *uhuk. Oke lupakan saja, intinya bukan itu kok.
Ganti pertanyaan deh, kalau tadi aku tanya gimana rasanya nerbangin layangan, sekarang aku tanya "pernah ngebayangin jadi layangan gak?" Saat ini, saya sedang menjadi layangan. Melayang-layang di atas awan dan ditarik ulur. I don't give a damn. I keep trying 'till the end. Halaaaahhh..... Sekarang saya menjadi layangan yang masih ditarik ulur oleh penerbangnya. Beda dengan mereka yang sudah terbang bebas di angkasa, gak takut lagi ditarik ulur. Bebas lepas.
Ya, setidaknya saya menikmati indahnya langit biru, hembusan angin dan rasanya ditarik ulur... naik turun, naik turun...setidaknya aku di atas awan....
Rasanya pingin banget mutusin ni benang, tapi kalau aku mutusin benangnya sekarang aku gak tahu arah angin, setidaknya walau masih ditarik ulur, aku kan bisa baca arah angin. Lha mereka? yang udah lepas, bebas? Mereka sudah tahu mau kemana, sudah tahu arah angin berhembus, mereka juga sempat ditarik ulur. Biarlah...mungkin waktunya belum tepat untuk lepas...
Angin membantu saya tahu banyak hal. Tarik ulur yang saya rasa membantu saya mengerti arti bersabar. Bisa berada diatas awan seperti ini membuat saya lebih memahami arti bersyukur. Bersyukur karena saya bisa berada di atas awan seperti sekarang. Bersyukur bahwa masih banyak layangan dibawah sana yang masih menunggu untuk diterbangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar