WELCOME TO MY WORLD

Baca, Bayangkan dan Jangan Dihayati Dalam-dalam

Selasa, 31 Desember 2013

Goodbye 2013 (Last Post on 2013)

                           goodbye-2013-and-welcome-2014-2.png (700×700)

Empat puluh lima menit sebelum tahun berganti ke 2014. Well, this is my last post on 2013. I have written many kinds of stories this year. I have had a lot of guests visiting my sites, thank you (especially my self). Ok, cukup cerita gak pentingnya *loh)

Tahun 2013. Ada apa aja dengan gue, lingkungan sekitar gue dan kehidupan gue di tahun 2013??? Buanyyaaakk pake banget. Kalau gue ceritain satu-satu mulai dari tanggal 1 Januari 2013 sampai detik ini, 31 Desember 2013, kagak bakalan cukup deh. Lagian semua itu secara sekilas juga bisa dibaca di postingan gue yang udah-udah. 

Banyak orang yang memikirkan resolusi mereka di akhir dan awal tahun. Kalau gue cukup satu dan itu berpengaruh banget buat gue "harus tetep bisa buat orang tua gue bangga sama gue". Dari dulu sampai sekarang resolusi gue cuman itu. Di tahun 2013 gue udah bisa menunaikan kewajiban gue yaitu lulus dan wisuda. Alhamdulillah...semua itu berkat dukungan teman dan sahabat gue. Dan yang paling penting doa dan full support dari bokap dan nyokap gue. Kemudian di tahun 2014, gue berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak atau lebih tepatnya yang lebih mumpuni dari yang gue punya sekarang. Bukannya gue rakus atau gak bersyukur, tapi gak ada salahnya kalau aku berharap kaya gitu. Itu adalah salah satu daru sekian banyak harapan gue di usia bumi yang udah mulai menua ini. 

Lalu, bagaimana dengan kalian. Itu gak penting buat gue. Kalian punya harapan kalian masing-masing. Yang perlu aku tekankan di sini adalah (buat gue juga), jadilah manusia yang lebih baik lagi. Terhadap bumi yang semakin menua ini misalnya, jagalah bumi tempat kalian hidup. Hentikan deh kebiasaan buruk kalian. Bumi tempat kalian ini sudah semakin tua. Dia gak bakal bisa selalu menuhin kebutuhan kalian. Kalau kalian terus menggantungkan apa yang dihasilkan sama bumi ini, kalian gak kasihan? Udah tua masih disuruh kerja. Giliran kalian dong, berkontribusi balik buat bumi yang semakin menua. Oke? Gue anggap kalian ngerti.

Mengenai pribadi kalian (gue juga). Jangan pernah ngerasa kalian tambah baik kalau masih melakukan kesalahan yang sama. Jangan pernah ngerasa lebih hebat kalau buat ngalahin ego aja kalian gak bisa. Perhatikan baik-baik ya.. bersikaplah baik maka orang lain juga akan bersikap baik sama kalian. Hukum timbal balik itu berlaku sampai kapanpun (gue gak mau nyebut hukum karma, terlalu serem). Jadi ibarat peribahasa, "Apa yang kamu tanam, itu pula yang akan kamu tuai" (bener kagak sih, entahlah :p)

Banyak banget yang bisa gue tulis, tapi berhubung waktu udah di penghujung 2013, jadi gue singkat aja ya. 
Dan inilah yang paling penting. Hubungan kalian sama Alloh, Sang Pencipta. Kalian gak usah mikir deh, udah hampir tahun 2014 tapi masih jomblo (men, gue juga mikir kaya gitu kaleeee, tpi gue tetep keep calm and smile). Yang perlu kalian pikirkan adalah, hubungan kalian dengan Sang Khalik, langgeng-langgeng aja kagak? Atau malah makin renggang? Atau malah putus hubungan? Naudzubillah ya kalau sampai putus hubungan. Wooyy... melek dong, hubungan ama gebetan/pacar aja di bela-belain..sama Yang Maha Adil??? Pakai acara di tunda-tunda.  Yang tahun ini hubungan sama DIA renggang ayo dong tahun 2014 entar di perbaikin, yang adem ayem..di istiqomahkan semakin diperbaiki aja, yang putus...(gue bingung musti gimana, soalnya gak semudah minta balikan sama mantan) kalian pikir sendiri deh ya. Gue bukannya munafik ya,,jujur..gue aja mau menghadapNya aja masih suka ditunda-tunda..ngejalanin yang sunah, masih "kadang iya, kadang enggak". Dan salah satu harapan gue adalah gue pingin menjadi tambah mesra sama DIA, tambah deket sama DIA dan makin nurut sama DIA. Itu susah men!! Woyyy...siapa bilang? Emang sih susah, tapi kalau dicoba juga...dan di-niat-in bener-bener, semua itu gampang.

Gak usah muluk-muluk mikirin resolusi buat 2014, why don't you start it from yourself?? ^^
Well... gue mesti siap-siap naik ke atap buat liat kembang api....hihihi..
Goodbye 2013, Welcome 2014. 

fireworks-1.jpg (1320×1440)

Kamis, 26 Desember 2013

Hey, kamu... Iya, kamu

Hey kamu... Iya, kamu
Sudah lama aku mengenalmu tapi rasanya susah banget biar bisa deket sama kamu
Sudah lama kita bersama hingga akhirnya terpisah jarak, kamu semakin jauh

Hey kamu... Iya, kamu
Kamu tau gak sih kalau selama ini yang paling kurindu itu kamu
Kamu tau gak sih kenapa sampai sekarang aku susah move on? Itu juga karena kamu...
Kamu tahu gak sih kenapa aku masih semdiri, aku masih nunggu kamu dan mungkin kamu gak pernah melakukan hal yang sama

Hey kamu... Iya, kamu
Aku sudah hampir move on dari kamu, kemarin-kemarin sih
Tapi sayangnya, kamu datang lagi, dan kali ini kamu tepat datang di hadapanku
Kamu nyata, gagal semua usahaku

Hey kamu.. Iya, kamu
Gara-gara ketemu kamu, usahaku sia-sia
Dan karena semua itu semua asaku terhadap kamu itu timbul lagi setelah tenggelam
Timbul tenggelam.. selalu seperti itu

Hey kamu... Iya, kamu
Entah kapan kamu bakalan tahu kalau aku masih ngarep sama kamu
Entah kapan kamu akan berpaling padaku, sedikit saja
Aku hanya butuh jawaban, walaupun mungkin aku sudah tahu jawabannya

Hey kamu... Iya, kamu
Aku bakalan terus merindumu, sampai aku bosan (mungkin)
Aku bakaln tetap menunggu, sampai seseorang menyuruhku berhenti (aku berharap itu kamu)

Hey kamu... Iya, kamu

Selasa, 24 Desember 2013

Pertemuan Singkat

Kaya judul lagu Vierra kan? Tapi emang itu judul yang cocok. 
Pagi tadi, adalah pertemuan yang tidak sengaja. Aku bertemu dengan mu di tempat yang bisa dibilang gak ada romantis-romantisnya. Pasar. Pasar yang masih becek karena diguyur hujan semalam. Semuanya serba tak disengaja. Padahal dulu aku berharap banget bisa ketemu kamu. Terus berharap hingga aku hampir putus asa. Dan jawabannya adalah tadi pagi.

Kerinduanku padamu terjawab sudah. Aku sudah bertemu denganmu. Aku sudah menjabat tanganmu. Aku sudah melihat senyummu. Aku sudah melihatmu tepat di depan mataku. Kamu nyata. 
Pertemuan kita begitu singkat. Mungkin tidak ada lima menit. Tapi entah mengapa rasa senang dan sedih bercampur jadi satu. 

Lima menit tadi, setidaknya menggantikan waktu 2 tahun kita tak bersua secara langsung. Hanya pesan singkat dan social media yang mengobati rinduku padamu selama ini. Dan lima menit tadi adalah waktu paling singkat yang menjadi obat rindu. Semuanya serasa mimpi.  

Sesingkat apapun pertemuan kita tadi, aku selalu berharap pertemuan singkat yang tak sengaja tadi akan terus terulang. Entah kapan dan di mana. Aku tak akan lelah menunggu. Karena pertemuan singkat inilah yang menjadi obat rinduku. Obat rindu yang paling mujarab. 

Aku akan menunggu hingga keadaan membuatku lelah. Mungkin terlihat bodoh jika aku terus menunggu. Tapi hanya itulah yang bisa aku lakukan saat ini. Dan aku berharap, pertemuan singkat ini  bisa membawa kita pada pertemuan yang abadi (walau keabadian hanya milikNya)

Minggu, 17 November 2013

Let Me Make the Decision

Saya masih pengangguran pemirsa.... -__-
Ya tidak begitu nganggur juga sebenarnya, saya masih mengajar di rusunawa dan mengajar privat Bahasa Inggris di Semarang. Baiklah..jadi seperti ini mulanya

Orang tua saya men'depak' saya dari rumah, katanya kalau saya berada di rumah, lebih tepatnya di kota tempat tinggal saya, saya akan susah sekali berkembang. Kemudian saya dikirim lagi untuk menetap di kota Atlas ini. Saya mencoba untuk datang ke Job Fair di daerah Pleburan. Entah mengapa saya tidak tertarik dengan tawaran pekerjaan yang terpampang di sana. Saya belum ada niat bekerja. 

Menjadi guru? Mungkin itu adalah pilihan yang kesekian sebelum saya bisa mencoba untuk mendaftar di Departemen Luar Negeri atau Perusahaan Ekspor-Impor. Perbankan? Saya tidak begitu tertarik untuk itu. Saya searching dan mendaftarkan diri saya secara online, namun saya gugur di awal jalan. Hingga akhirnya bayangan saya untuk melanjutkan pendidikan saya semakin menguat. 
Ya, saya ingin melanjutkan pendidikan saya, ke UNDIP/UGM yang jelas jalur yang saya ambil kali ini tidak ekuivalen dengan gelar Sarjana Pendidikan saya. Sastra... itu adalah program yang ingin saya tempuh nantinya.  

Sejauh ini saya masih menikmati pekerjaan saya dan kehidupan saya, namun terkadang terbesit pikiran untuk memberanikan diri membuka jalan keberanian saya. Jujur saya itu orangnya penakut dan pemalu. Yang lebih parah adalah saya bukan orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Kata bapak saya, saya itu kurang kreatif dan inisiatif. Parah sekali kan? Lalu saya bisanya apa? Ya, seperti ini, saya hobi sekali menulis namun, tak pernah sekalipun saya berani untuk memperkenalkan blog saya atau karya saya di depan orang banyak. -__- Saya sedih dengan keadaan saya yang seperti ini. 

Saya hanya ingin bisa membuat keputusan yang tepat untuk diri saya sendiri, keputusan yang tidak saya sesali nantinya. Saya ingin mencobanya, mengambil keputusan dan berani mengambil segala konsekuensinya. Saya hanya ingin lebih berani dan lebih percaya diri, aaa dan juga optimis...So, let me try to make my own decision. 

Kamis, 31 Oktober 2013

Kau Tahu

Aku tak perlu berkata apapun padamu, kau sudah tahu semuanya
Aku tak perlu mengucapkan semua kalimat yang tersusun rapi di otakku, kau sudah bisa membacanya
Aku hanya perlu diam, dan kau tahu

Aku tak ingin berkata banyak
Hanya dengan tersenyum kamu sudah tahu yang tersirat
Aku tak usah menghampirimu di tengah kerumunan
Hanya duduk manis dan memandangmu dari jauh, kau tahu aku di situ
Aku tak perlu meluapkan kecemburuanku pada mereka
Karena kau tahu, aku tak akan bisa

Aku tak mau berkata "aku sudah lelah"
Karena kau tahu bagaimana membuatku tak pernah lelah
Aku tak mau berkata "aku sudah tak sanggup"
Karena kau tahu bagaimana meyakinkanku agar aku tetap bertahan

Aku tak perlu bersusah payah membuatmu tersenyum
Karena saat melihatku, kau sudah tersenyum dengan sendirinya
Aku tak perlu menghabiskan semua tenagaku untuk marah padamu
Karena kau tahu, bagaimana meredam emosiku

Aku tak perlu tahu cara bersabar
Karena kau tahu, semua ini membuatku belajar sabar
Aku tak perlu tahu cara bagaimana menjadi dewasa
Karena kau tahu, semua yang telah terjadi mampu mendewasakan kita

Dan kau tahu, bagaimana cara agar aku tak bisa lepas darimu
Kau tahu...

Rabu, 30 Oktober 2013

Koin...Koin...Koin

Apa yang ada di benak loe semua soal judul di atas? Duit receh... ya pasti loe semua mikirnya kaya gitu. Well.. kali ini "koin" itu bukan duit receh yang ada di kantong atau dompet loe semua. Itu nama orang..ehmm,,maksud gue, itu panggilan kesayangan ibu kos gue dan gue ketularan ikut-ikutan manggil "koin". 

Nama aslinya bagus banget, loe pasti gak bakal nyangka. Namanya adalah Queen Kartika Ayu Marthani. Kenalin, dia adik kos gue yang paling hiperaktif. Dia itu kadang-kadang suka heboh sendiri. Datang-datang ketawa sendiri tahu-tahu entar nangis. Hehehe... Kamarnya tepat di depan kamar gue. Tiap ketemu mesti gue panggilin "Koin...Koin.." (gila ya, nama bagus-bagus malah gue panggil Koin ^^). Dia anak jurusan Biologi murni, fakultas MIPA. Seorang asisten dosen yang super sibuk. Di depan kamarnya tuh ya, hampir selalu ada tumpukan buku yang isinya tentang praktikum atau apalah itu, gue kagak ngerti. Kasihan dia, masih muda tugasnya udah kaya dosen, gue aja masih nganggur. Hahaha.....
Dia termasuk cewek yang hobi masak. Suaranya meenn...wiisss...kagak kalah sama suaranya Sean Idol. Serius gue, suaranya bagus...Paling seneng kalau dia lagi nyanyi satu lagu, terus ada cengkoknya gitu deh. 
Selama tetanggaan kamar sama dia, gue jadi ketularan alay dan untungnya buat gue, gue jadi ngerasa awet muda. Secara gue yang paling tua di kos -___-". Dan entah kenapa, tiap dia pulang kampung dan gue gak pulang karena ngajar, gue ngerasa kesepian. Dan gue berharap dia juga ngerasa gitu.

Dia punya hobi yang sama kaya gue. Nontonin drama Korea. Hahaha.... 
Kalau boleh jujur nih ya, kadang gue ngerasa kalah dewasa sama dia. Gue masih kaya anak kecil. Apalagi kalau dia udah mulai masak, kaya ibu ngurusin anak-anaknya yang kelaparan. Salut deh sama dia 
"Koin,,ajarin aku..." (narik lengan baju Koin).
Nih..kata dia "Mbak, loe daritadi nulis muji-muji gue mulu. Celaan buat gue mana?"
Oke.. nih celaan buat Koin.

Koin itu..sebenarnya ini aib. Tapi gak apalah satu ini. Dia itu gak pernah nyisir rambutnya. Tapi anehnya, tuh rambut kaya abis disisir (tuh kan, jatuhnya muji lagi kagak jadi nyela). Dia itu paling takut sama reptil terutama ular hehehe... Dia paling sayang sama kecoa (katanya, gue sih kagak tahu pasti. Jangan-jangan di kamarnya dia beternak kecoa. Semoga tidak). Dia itu makanya banyak, tapi badan kaga gemuk-gemuk ("Koin, kamu cacingan?" | "Enggak kok" ). 
Koin itu sayaaaaaaaaaaaaang banget sama Papa, Mama dan keluarganya. Sama pacarnya?? Sayang juga kali ya...hahaha... ("Sayang mbak, aku sayang sama kang Kiki"| "Iya, Koin..gue ngerti -__-"). 
O..yaa.. Dia pernah cerita kalau dia melihara seekor monyet. Namanya Cipluk, kalau gue boleh nulis alay namanya Ciploexs. Kata Koin, Cipluk lebih di sayang ketimbang dirinya (Sabar ya Koin). 

Kali ini gue nulis atas dasar apa yang dikatakan Koin. Inspirasi gue udah ketip-ketip, prepet-prepet. 
Kata Koin 
 "Kata temen-temen gue mbak, wajah gue ini gabungan antara Park Shin-hye dan Baek Suzy. Matanya belo, gede. Bibirnya kaya Angelina Jolie. Uyaa..jidatnya bisa buat main bola, alias jenong (beda tipis lah sama gue). Hidungnya bak prosotan TK (bayangin aja, prosotan TK kaya gimana, nah hidung si Koin kaya gitu)."

Oke...kayanya itu deh yang bisa gue tulis soal dia. Yang penasaran follow aja twitternya @Queenkayuma loe bakal terkejut deh... ^_^

Senin, 28 Oktober 2013

Hujan dan Lapangan Basket

Betapa keterlaluannya daya ingatku kali ini. Benar-benar hebat. Kalian tahu mengapa? Karena aku masih mengingat hal yang sudah setahun lebih berlalu. Umumnya, orang akan mudah lupa jika hal ini sangat sepele. Oke, baiklah.. mungkin bagi kalian ini sepele, tapi bagiku, entah mengapa ini sangat berarti.

Hujan dan lapangan basket
Orang pintar dan mencari aman pasti tidak akan pernah mau bermain basket di tengah lapangan saat langit menangis dengan kencangnya. Mereka memilih untuk mencari tempat berteduh yang aman. Namun aku berbeda. Awalnya aku juga cari aman, tidak mau terserang penyakit murahan bernama flu atau pilek. Namun, kulihat beberapa dari mereka memberanikan diri untuk bermain di tengah air mata langit. Sepertinya mengasyikkan. Ku jejakkan kakiku di lapangan basah, badanku terasa tertusuk-tusuk. Sebenarnya ini air atau hujan paku. 

Salah satu dari mereka menarikku ke tengah lapangan. Mengajakku berlarian dan menengadahkan wajah ke langit. Batinku berteriak "Wahai langit, mandikan aku dengan air matamu. Buaialah aku dalam dekap angin lembutmu." Kemudian aku berlari bersama mereka, mengejar bola yang tak tentu arah. Kaki tak beralas sudah tidak bisa merasakan sakit. Yang dirasakan hanya pijakan lapangan beton yang basah oleh hujan. Waktu itu aku bahagia sekali. Dan aku melihatmu...

Kulihat kau  duduk termangu di depan teras kelas. Kita hanya saling pandang dan kemudian berlalu. Aku terlalu asyik bersama dengan teman-temanku tanpa mempedulikanmu. Kulihat lagi ke arahmu, kau masih tak mengalihkan pandanganmu dariku. Aku hanya tersipu. Nampaknya aku mulai lelah. Begitupun dengan mereka. Kulangkahkan kaki ke arahmu, kau masih menatapku tanpa jeda hingga aku duduk di sampingmu. Basah kuyup. Kau masih tak mengalihkan pandanganmu. Masih tertuju padaku. Diam..tanpa sepatah katapun keluar dari mulutmu maupun aku. Lama....hingga yang lain beranjak pulang dan meninggalkan kita. Berdua. Hanya berdua.

Langit belum berhenti menangis, dan tangisnya semakin menjadi. Kurasakan hangat tanganku dalam genggaman tanganmu. Kau tahu aku kedinginan, kau tahu langit telah membuatku basah. Satu kalimat yang terucap dari mulutmu akhirnya kau lontarkan "Jangan pergi. Jangan pernah pergi dariku." Aku hanya bisa terdiam membisu. Kau tahu bahwa aku tak bisa lebih lama lagi di sini. Terbatas waktu. Aku hanya bisa mengatakan "Aku tetap harus pergi. Maaf."

Airmata langit semakin membasahi lapangan. Titik air yang tersisa di ring secara berimara jatuh. Hanya derai hujan yang terdengar. Kita masih membisu. Hanya hati masing-masing yang berbicara. Entah mengapa saat itu aku bisa membaca hatimu, berkata "Aku akan menunggu."

Jika memang hatimu berbicara begitu, suatu saat nanti.Nanti, bila aku kembali duduk di teras kelas, menatap lapangan basket yang basah karena air mata langit, apa aku juga akan menemukanmu disana? Atau apakah kau yang lebih dulu duduk di sana? 

Hujan...Lapangan basket...Kamu

Sabtu, 26 Oktober 2013

Aku Percaya

Mungkin tak seharusnya kita mengambil keputusan ini, awalnya, bila akhirnya seperti ini. Apa yang mereka katakan lebih banyak benarnya. Kita tak akan bisa terus bersama. Harusnya ini bisa diakhiri lebih cepat. Lihatlah..keterlambatan ini membuatnya semua jadi sia-sia. Tapi aku lebih memilih untuk percaya, aku tahu ini sulit tapi tetap saja aku jalani.

Mereka masih mencibir, masih memaksa kita untuk berpisah, masih berucap bahwa ini semua akan sia-sia. Tapi aku masih percaya, masih percaya. Aku percaya, kita akan sama-sama menjaga hati ini. Sampai kapanpun..
Rasa percaya ku masih begitu besar, begitupun dengan kau disana... Kita bisa
Kita bisa menutup telinga tidak mendengarkan cibiran mereka
Kita bisa menutup mata tidak melihat apa yang mereka ingin lihat dari kita
Kita masih berjalan di jalan yang sama, kita masih saling percaya

Tak ada kata lelah yang terucap, setidaknya...

Hingga kau membuka telinga dan matamu lebih dulu
Kau sudah merasa lelah
Gejolak emosi dan tingginya ego membuat kepercayaan yang kita pegang selama ini hancur
Kepercayaan yang selama ini bisa berdiri kokoh di tengah jarak yang membentang, luluh sudah.
Perkataan mereka terbukti sudah, kita tak akan bisa terus bersama
Mereka benar, harusnya diakhiri,,karena akan sia-sia

Aku memang sudah lelah, aku memang sudah mencoba ikhlas
Bodohnya, sampai sekarang aku masih percaya
Masih percaya

Akur??

Baiklah... gue lagi gak akur sama hati gue. Lagi gak bisa di ajak kompromi.. Dan yang lebih penting lagi adalah..lihat loe berdua gak akur...terlalu sering cekcok..kemudian dalam sekejap mata akur lagi....
Dan sekarang hati ma pikiran gue lagi ga akur. Yang satu minta ke utara yang satu minta ke selatan. Gue nulis apa sih sebenernya ini..gak jelas banget.. bikin sewot..

Okelah...setidaknya gue membuat keputusan yang tepat waktu itu. Di akhiri saja. gue tahu semakin kita jauh,  semakin kita gak bisa akur. Deket aja bawaanya sewot melulu. Dan sekarang, dari hasil pengamatan gue, kalau kita terusin kaya gini, kita bakal berantem mulu...yakin deh.
Dan itu tercermin dari sifat loe yang pencemburu, dan sensitifnya minta ampun. Kalau gue bener-bener nerusin yang kaya gini. Bubar jalan mungkin... At least we've tried.

Bagi gue, memahami maunya hati loe tuh masih susah, loe pasti juga ngrasa yang sama kan. Iya,,soalnya kita beda.
Kalau beda tipis mah kagak apa-apa, tapi kalau bedanya kaya kita... susah kali ya buat akur... Loe egonya tinggi, gua kegedean gengsi. Kita sama-sama gak mau ngalah. Dengan cara pandang kita yang memang beda.
Kata akur,,buat gue ataupun loe kedengaranya gampang, tapi kalau api emosi udah tersulut.. can you see?? Cara satunya-satunya turunin ego masing-masing..but still... It was very hard back then.

If I could turn back the time,  would you have to change your mind?
Dan kalau kita kembali lagi..entah kapan..bisakah kita selalu berdamai..selalu menurunkan ego saat api emosi mulai menyala?

Life Is A Song, Sing It

Oke..pertama-tama gue bakal ngejelasin itu maksud apaan. Judul di atas itu gua ambil dari tugasnya adik kelas gue yang di suruh bikin essay. Dari lagu gitu deh.. dan tiba-tiba ide buat blogging muncul. Harusnya nulis sedari tadi, tapi lappy gua lagi di tangan adik gua. Oke..lagu yang kali ini mewakili isi hati gua saat ini adalah lagunya One Direction-Taken sama punya Maudy Ayunda-Aku Percaya. Kalau mau tahu liriknya, loe googling sendiri deh ya. 

Oke pertama lagunya OD dulu deh. Lagu ini nyeritain tentang mantan yang tiba-tiba balik lagi. Padahal si doi dah punya pendamping baru. Nah si mantan ini ceritanya cuma semacam ngetes doi doang. Untungnya doi udah being taken sama orang lain. Yeep..mungkin lagu ini lebih cocok buat lo. Lo, yang nyanyi lagu ini seolah gue datang lagi ke kehidupan lo saat lo bersama dengan yang lain. Tapi gue juga berhak atas lagu ini dong. Lo kenapa yang udah pergi jauh dari hidup gue tiba-tiba datang lagi. Dan kali ini aku mungkin memang bodoh, gue kepancing sama rasa penasaran gue. Maybe I don't really want your heart, so do you. We are just pretending that we can forget or forgive each other. I lied. Gue bohong kalau gue udah bener-bener lupa sama lo. Udah setahun dan masih saja gue di rundung rasa penasaran akan kabar lo di sana. Hingga gue tahu, lo udah bahagia dengan pilihanmu yang sekarang. Oke,,our heart is already taken... Ssiipp..

Selanjutnya lagu yang kedua. Lagu ini liriknya bikin gue nyesek banget. Ini gara-gara gue habis ngepoin akun twitter loe..dan loe nge tweet kalau lagu nyetel lagu itu. Begonya gue langsung dengan girangnya donlot tuh lagu dan gue puter bolak-balik. Dan alhasil.. setelah putaran yang kesekian kali...nyesek banget hati gue. Kenapa?? Liriknya ngingetin gue sama kata-kata lo yang waktu itu. Damn! dan gue sempet percaya gitu. Tapi mungkin lebih baik diakhiri dari dulu. Daripada sekarang sia-sia, percuma. Oke..Lo mungkin percaya sama gue yang bakalan bisa jaga hati gue saat kita jauh. Tapi gue..gue yang gak bisa.. We were going too far back then.. Gue pikir gue gak normal kalau gue ngikutin permainan ini, namun sepertinya gue emang lagi kurang obat, alhasil gue ikut dalam permainan ini. Dan.. taaaarrraaaa.... sampai sekarang ya kayak gini...

Kayanya kalimat yang loe ucapin waktu pisah dulu, bukan sekedar kalimat kali ye..mantra jangan-jangan tuh. Nyatanya gue masih aja susah ngelupain loe. Sial bener deh ya.. -__-"

Ok,,maybe I should enjoy this situation. How come?? No,no,no... I can't do that. Terus gue mesti gimana dong?? stop gak ngepoin loe gitu?? masih susah meenn... Udah lah...ntar juga ada jalannya gue bisa move on dari loe. 


Senin, 21 Oktober 2013

I (still) Remember It All Well.. Very Well

Sekilas kaya judul lagunya Taylor Swift yang All Well apa ya..ngahaha..lupalah aku. Entahlah....
Jadi begini ceritanya..

Saya punya memori yang menurut saya susah sekali dilupakan. Mau berbagai carapun dicoba tetap saja saya tidak bisa lupa, susah lupa. Saya tidak menceritakan persis bagaimana ceritanya. Yang jelas ada saja dari sepersekian detik dalam hari-hari saya selalu teringat pada memori itu. Susah memang... seolah ada mantra yang membuat saya tidak bisa lupa dengan itu semua.

Akhir-akhir ini saya sedang dibuat penasaran dengan sesosok yang ada dalam memori saya itu. Saya bertanya kesana-kemari hingga akhirnya saya mendapatkan jawabannya. Dia sudah bahagia dengan yang lain. Begitu pula dengan saya. Saya juga bahagia dengan kehidupan saya dan DIA. DIA yang menurut saya lebih dari segalanya. Tempat saya bernaung dalam gundah gulana, tempat saya mencurahkan kebahagiaan atas segala yang DIA beri. 

Masih teringat jelas di dalam kepala saya waktu dia menatap saya dengan tajam, seolah dia kecewa dan marah. Namun setidaknya saya mengambil keputusan yang tepat. Saya tidak ingin menyakiti dia, tapi sepertinya saya lebih egois, karena waktu itu saya berpikir "saya juga tak mau tersakiti." Alhasil..bubar jalan.
Sekarang aku lihat dia tampak bahagia. Iri? Cemburu? Untuk apa iri, apalagi cemburu,,saya menemukan kebahagiaan  yang lebih bersama DIA dan orang yang DIA ciptakan, yang hidup di sekitar saya.

Tapi tetap saja, semua kenangan itu masih terekan jelas di memori otak saya. Saya masih mengingatnya dengan sangat baik. Tutur manisnya, canda tawanya, amarahnya, egonya. Hampir setiap inci darinya daya ingat. Dan yang paling saya ingat adalah kata manis yang sempat terucap sebelum saya memutuskan untuk pergi meninggalkannya....

What Should I Do ?

Barusan baca postingan dari salah satu temen. Well... itu semua tentang sebuah pilihan. Benar kata dia, bahwa hidup akan selalu bihadapkan pada sebuah pilihan. Mulai dari pilihan yang mudah sekali diputuskan (dipilih) sampai pilihan yang akan membuat kita serakah atau justru kehilangan semuanya. Manusia itu adalah makhluk yang tidak mudah puas akan apa yang didapatnya. Rakus. 
Jadi setelah saya membaca postingan dari dia, sekarang saya berpikir.. Beruntung baginya yang diberi pilihan walau hal itu membuatnya jadi galau. Sedangkan saya...saya masih menunggu sebuah atau bahkan banyak pilihan yang bisa saya pertimbangkan. Saya masih menunggu kesempatan.

Editor atau penulis. Itu yang saya mau. Guru? saya juga mau...
Hanya saja..yang saya hadapi sekarang adalah tuntutan orang tua yang terkadang sedikit memaksa. 
Sekarang saya sedang mencoba peruntungan saya di sebuah bank negeri. Baru daftar online sih... whatever will be, will be... Setidaknya saya sudah mencoba dan tinggal menapaki langkah berikutnya. 

Malu rasanya kalau masih minta uang saku orang tua. Saya sudah lulus, status saya sudah bukan mahasiswa lagi. Saya harus segera menemukan pekerjaan yang cocok, menghasilkan uang sendiri dan tidak merepotkan orang tua saya lagi. Saya gak bisa nganggur atau luntang-lantung seperti ini... But, what should I do? What can I do? Sungguh saat ini saya bahkan bingung akan berbuat apa... saya punya pekerjaan kecil-kecilan yang mungkin gajinya tidak seberapa. Mengajar mahasiswa bidik misi di rusunawa (bahasa kerenya asrama). Saya melakukan pekerjaan ini seminggu dua kali, senin dan rabu. Dua-duanya saya lakukan pada malam hari. Yaa..saya berharap..hal ini adalah tangga menuju keberhasilan. Aamiin...

Well?? Setidaknya saya mungkin mempunyai gambaran jika pertanyaan semacam "What should I do?" bergeming di kepala saya. Jawaban saya adalah "Ikuti saya jalannya, jika ada kesempatan, jangan takut di coba. Berdoa dan tetap berusaha."

Kamis, 10 Oktober 2013

Ge-eR

GR
Nah loh..mesti pada ngeh semua kan sama singkatan yang satu itu. Baiklah, kalau dalam bahasa Jawa GR (Gede Rumangsa). Kalau di Indonseia-kan kurang lebih artinya perasaan yang terlalu berlebihan, mengada-ada. Semisal ni,,ada orang cakep ngeliatin kembang yang letaknya di belakang kamu, nah cowok cakep itu kebetulan lagi duduk di depan kamu. Kamu ngerasa kalau cowok itu lagi ngeliatin kamu. Itu yang disebut GR. Contoh lain...aahh cari sendiri,,kalian pasti udah pada tahu kok...

Kali ini saya akan membahas topik tersebut. Kalau kata Joger (tahulah Joger itu apa) lebih baik sedikit GR daripada minder. Kalau tidak salah sih seperti itu. Yaa,,ada kalanya jadi GR itu perlu, tapi harus dalam porsi yang sewajarnya. Jangan seperti..ehemmm.. sudahlah..
Terkadang dengan GR kita merasa percaya diri, ke PD an kita jadi meningkat. Tapi gak jarang juga GR itu justru membuat kita sakit hati contohnya...ada deh..

Jadi begini, saya membaca buku yang subjudulnya menurut saya aneh dan mak jleb.  Intinya adalah tentang orang yang suka GR tingkat nasional. Jujur saya orangnya memang gampang GR, tapi setidaknya sekarang sudah berlandaskan logika yang benar. GR yang berlebihan itu tidak baik, serius deh...saya sudah mengalaminya.Bukanya saya menjadikan itu panutan (efek baca buku). Tapi  judul cerita itu yang mak'jleb' buat saya. Untungnya logika saya datang lebih awal di usia saya yang sekarang ini, jadi saya bisa 'mengendalikan' keGRan saya terhadap sesuatu. 

Well..mungkin selama saya dan penyakit kepo saya masih menjangkiti pikiran saya, GR ini akan susah untuk hilang...kepo kepo kepo,,,huuuss husss sana pergi..
GR GR GR..tetaplah kau berada di batas normalku..

Ahh..molla (korean=tidak tahu/entahlah)

Rabu, 09 Oktober 2013

Graduation ^_^

Alhamdulillah...akhirnya di bulan yang penuh berkah ini (bukan Ramadhan) saya masih bisa mengejar target. Yeyy..saya bisa mngikuti upacara wisuda dengan lancar. Kebahagiaan membuncah...
Dan yang jelas saya terlihat cantik sekali didandani seperti ini.. Harusnya saya sudah posting dari kemarin-kemarin. Hanya saja saya terlalu lelah dan mengantuk. Waktu terasa mengejar saya, padahal ya saya tidak ngapa-ngapain. Oke.. kali ini saya posting foto saja.. ^_^

#selesai dandan

#sebelum berangkat


#selamadiauditorium



#setelahterimaijazah

#foto-foto





Dan semuanya saya persembahkan untuk kedua orang tua saya, saudara, kerabat, sahabat, teman.. dan juga kamu.. mbok kamu ndang lulus to, dang nyusul... semoga sukses :* ^_^
Terima kasih untuk Allah SWT atas segala keajaiban dan kuasa yang dimiliki hingga saya bisa mencapai tahap ini... ^_^

Selasa, 01 Oktober 2013

Gua Ngaku Kalah (Hands Up)

Kali ini aku benar-benar mengaku kalah...
Aku gak bisa lepas dari kamu, and yeah, you got me
Senyumanmu, tawamu, suaramu bahkan aroma parfum yang kau gunakan.. sungguh...
Aku mengaku kalah, pertahananku luluh sudah
Dinding yang selama ini begitu kuat (menurutku). dengan mudahnya kamu runtuhkan

Sungguh.. aku benar-benar kalah kali ini
Kamu adalah orang yang kesekian kalinya mampu meruntuhkan dinding pertahananku
Kamu memang bukan orang pertama, namun apa yang sudah kamu lakukan padaku kali ini adalah hal yang kesekian kalinya

Yang aku rasakan adalah
Aku mengenalmu
Aku ingin mengetahui segala sesuatunya tentangmu
Aku melakukan hal bodoh
Hingga akhirnya kau tahu...
Malu...

Kalah..aku sudah kalah
Aku tak bisa memenangkan egoku lagi
Aku tak bisa memenangkan gengsiku lagi
Dan aku tak bisa menutupi lagi rasa ini
Sungguh...aku sudah kalah..

You've got me
You've made me fall for you and,
You've got me crazy
Yeah..you've got me this time

Sabtu, 28 September 2013

First Thing To Do, Say Alhamdulillah...

Selamat malam para pembaca...

Saat ini yang ingin saya tulis tidak banyak..
Saya hanya ingin mengucapkan Alhamdulillah
Terima kasih pada Allah yang selama ini telah begitu banyak memberikan waktu, kesempatan dan rezeki yang luar biasa besar kepada saya. Yang pertama patut saya syukuri adalah, atas waktu dan kesempatan yang mungkin bagi orang lain sangat langka. Ya..kesempatan itulah yang membuat saya bisa melihat Ayah dan Ibu saya tersenyum bangga. Entah saya harus berkata apa, ketika pulang ke rumah dan membawa kabar gembira ini... Bahkan belum sempat kalimat itu selesai terucap, senyuman bangga dari mereka sudah merekah, mengembang... Rasanya sesak di dada.. bukan karena sedih namun bahagia yang entah mengapa begitu membuncah...

Terima kasih Ya Allah, terima kasih atas segalanya, terima kasih karena saya bisa membuat mereka tersenyum bangga..

Kamis, 26 September 2013

I Wish I Could. . .

I wish I could. . .
See you
Meet you
Talk to you
Spend a night with you
Hold your hand
Touch your hair
Looking you in the eyes

I wish I could. . .
Say. . .
I wish I could. . .
Say that. . .
I wish I could say that I'm falling in love with you
I wish I could say that I like you
I wish I could say "I'll be there for you"

Rabu, 25 September 2013

Uhuk.. Jatuh... Cinta

Gue gak gak tahu, itu bener apa kagak judulnya..mehehhe.. intinya itu, dia deket tapi kok ya jauh. Nah bingung to.. ya sudah, kalau bingung cari pegangan sana :p
Oke, bahasa kali ini, pake istilah "gue" dan "loe". Edisi alay special pokoknya deh.

Disini, mungkin gue cuma mau ngajuin pertanyaan yana mungkin gak penting. Baiklah..
1. Loe pernah jatuh cinta gak?
2. Kalau pernah, apa yang membuat loe bisa jatuh cinta sama seseorang? (kalau beneran jatuh cinta biasanya sih gak bisa jawab pertanyaan yang ini it means ---> fallin' in love with someone --> unreasonable thing,
3. Saat loe lagi jatuh cinta sama seseorang, apa yang paling sering loe rasain saat dia deket sama loe?
4. Pernah salting atau pura-pura jaim di depan doi gak?
5. Cuma berani ngechat tapi begitu ketemu langsung ga berani nomong langsung, bener ga?
6. Mencoba merubah image di depan doi? Kalau gue saranin sih jangan, biarkan diri loe apa adanya ^^
7. Apakah tulisan yang ada di gambar ini, terjadi juga sama loe (ya kurang lebih 75%).


8. Saat loe jatuh cinta, loe pasti pernah melakukan hal bodoh di luar sadar, maksud gue, yang biasanya loe gak mau kena panas matahari, loe bela-belain jalan di bawah terik matahri buat mbuntutin dia. 
9. Jatuh cinta itu hal yang indah, yang bikin gak indah itu saat kita tahu, itu gak bertahan lama gara-gara beberapa hal, contohnya: loe tahu dia lagi jalan sama cewek/cowok lain, mesra banget. Ada yang pernah ngalamin? Kayaknya sih banyak :p
10. :oe selalu pingin liat doi, kapanpun..benerkan??

Mungkin baru ini yang bisa gue tulis... ^^





Minggu, 22 September 2013

I Just Can't Stop

Yang namanya lagi jatuh cinta, emang susah ya buat berpikir dengan logika, semuanya "PINK". Gak ada lagi yang namanya, putih,hitam, atau abu-abu. Adanya itu "PINK". Gimana tidak rona wajah memerah saat berdekatan dengan dia, jantung berdegup sangat cepat saat tahu dia meuju ke arahmu, semakin dekat. Bahkan kita tidak bisa berhenti untuk melakukan hal-hal bodoh dan konyol... Dan itulah yang terjadi pada saya saat ini. Postingan ini, mungkin akan berlanjut dengan cerita yang lain.

Saya hanya sedang kehilangan logika saat dia nampak dalam pandangan mata saya. Saya hanya sebentar merasakan jantung saya sempat berhenti sesaat saat berhadapn dengan dia.
Saya memang benar-benar sedang jatuh cinta.
Saya hanya tidak tahu bagaimana saya bisa bersikap normal dan sewajarnya. Baiklah, katakan saja, ekspresi atau gesture menunjukkan bahwa saya baik-bai, saja. Tapi asal anda tahu, mata dan hati saya tidak bisa berbohong.

Saya hanya tidak dapat berhenti
Saya juga tidak tahu kapan saya bisa mendapatka akal sehat saya
Saya tidak tahu
Saya hanya tidak bisa berhenti, walau saya tahu jika saya teruskan maka konsekuensi dari semua ini harus saya tanggung.

Yang saya tahu..saya memang tidak bisa berhenti untuk mengingat sosoknya, menyebut namanya berkali, dan saya tiak bisa berhenti untu rasa ini

Jumat, 20 September 2013

It is Better Left Unspoken (I'm Not Sure)

Mungkin saya memang sedang "ketaman asmara" saat ini. every second I think about him, really.
Saya bingung mau mulai dari mana, well... Jadi intinya, semua ini lebih baik tak diucapkan...
Saya buka tipe gadis yang bisa mengutarakan perasaan saya sama seseorang...so it is better left unspoken...

Mau sehari, seminggu, sebulan, setahun,,mau latihan di depan kaca, latihan menguntai kata..tetap saja tak akan bisa terucap..sudahlah..biarkan saya menikmati rasa ini sendiri... Dan menunggu bagaimana akhirnya..
Walau saya tidak begitu yakin, saya akan baik-baik saja...

selama saya mengalami yang namanya jatuh cinta, rasanya tidak pernah saya sampai seperti ini.. entah mengapa ini terlalu menggebu, lebih menggebu dibanding saat saya jatuh cinta denganmu dulu...
All of my feelings are left unspoken.... termasuk yang ini juga... mungkin saya bodoh, hanya bisa diam,,tapi saya tahu, begini lebih baik daripada mengutarakannya..

Fallin' For You

Feels like I'm drowning into the deepest sea, , , ,
What should I do? I'm already falling for you..
I'm overboard..

I did those kinds of thing without thinking, I just want you to know
And know, I can't hide it anymore... this is just too much
Today, I do many stupid things, just because of you, I even walking under the sun just looking for you...
I even spend my time to find you, I just want you around me. See? Now I'm blind.
This feeling is just too much.
I'm fallin' for you

I can't help it anymore. When I smile, my friend will know, it is because of you
When I'm goin' like a crazy, they'll know, that I'm falling in love, with you..

Sorry, I think I'm really fallin' for you..
I don't want you to know, it is just to embarrassing
Sorry, but it is true, that I'm fallin' for you
You've got me, you've got me stumped

You've Got Me Stumped

Well, judul di atas itu sebenarnya common phrase yang digunakan orang amrik. Saya mendapat itu dari postingan kakak kelas saya di facebook. Cocok banget ini dijadikan judul buat postingan saya kali ini. Arti dari judul di atas adalah "Kamu membuat saya bingung". Nah kan itu lagi cocok banget sama perasaan saya kali ini. Saya sedang dibuat bingung oleh seorang namja, dongsaeng... (kalo gak tahu artinya, maka cobalah untuk belajar bahasa korea, sedikit-sedikit).

Baiklah, kali ini, dihati yang sedang hampir bahagia sedang merasakan kebingungan yang lain. Namja... kali ini dia benar-benar membuat saya bingung, atau saya saja yang merasa. Baiklah, gara-gara dia, penyakit kepo saya semakin parah, gara-gara dia juga omongan saya jadi suka ngelantur, dan gara-gara dia juga (ini yang paling parah)..jantung saya berdebar kencang sekali setiap dia ada di dekat saya...

Baiklah, saya benar-benar bingung. Perasaan saya campur aduk, dan saya tak tahu harus apa. Jujur, sampai saat ini, saya masih suka kepo akun2 jejaring sosialnya, dan setiap berada di kampus, saya selalu berharap bisa bertemu denganya. Kadang saya heran dengan diri saya yang "ngebela-belain" jalan-jalan keliling kampus atau hanya duduk di tempat "biasa" agar bisa menatap wajahnya. Setelah itu, saya akan merasa senang sekali dan senyum-senyum sendiri tidak jelas. Apa saya benar-benar jatuh cinta dengannya? Oh my got...He has got me stumped.

Lalu, bila memang benar saya jatuh cinta dengan dia, apa saya salah?? Saya rasa tidak... ^^

Selasa, 17 September 2013

Lika-Likunya, Meliuk-liuk, Berliku-liku, Mbulet, Mubet....

What a great day I had yesterday...
Thanks to Alloh for all of His Blessing..
Alhamdulillah..

Well, urusan yang satu ini sudah kelar, alhamdulillah...
Hingga aku mendengar kabar yang, yaaaa... sedikit mengejutkan dan sempat membuat saya pesimistis. Jadi begini ceritanya..

Saya sudah sangat bahagia saat mengetahui bahwa dosen penguji saya sudah menginput nilai saya. Saya juga langsung menginformasikan pada kedua dosbing saya.
Dan pagi ini saya mendapatkan kejutan yang wow sekali, bagaimana tidak ternyata kedua dosbing saya belum upload nilai.. tok tok wow kalau kata mbak Asih.
Kejutan yang kedua adalah... bapak Dekan tercinta beserta dengan 'pembantu'nya (PD1, PD2, PD3) pergi ke Malang dan kata pak satpam baru akan kembali hari senin..tok tok wow lagi...

Ternyata setelah jalan yang mulus, lurus, lempeng, masih banyak lika-liku di depan yang yang semakin mbulet dan mumet..tok tok wow..
Gak selamanya juga kan jalan yang kita lalui bakalan selalu mulus dan lempeng, enak banget dong kalau beneran kaya gitu.
Pokoknya lika-liku yang macam ini tok tok wow sekali... Itulah yang namanya hidup, gak selalu mulus seperti kelihatanya..

Senin, 16 September 2013

Di Atas Awan, Melayang-layang di Udara

Pernah main layangan gak? Pernah menerbangkan layangan gak? Yaa..mungkin bagi kalian yang masa kecilnya bahagia dan gak neko-neko mesti pernah ngrasain gimana susahnya  nerbangin layangan. Tarik ulur, tarik ulur. Ibarat cowok yang lagi PDKT sama cewek *uhuk. Oke lupakan saja, intinya bukan itu kok.

Ganti pertanyaan deh, kalau tadi aku tanya gimana rasanya nerbangin layangan, sekarang aku tanya "pernah ngebayangin jadi layangan gak?" Saat ini, saya sedang menjadi layangan. Melayang-layang di atas awan dan ditarik ulur. I don't give a damn. I keep trying 'till the end. Halaaaahhh..... Sekarang saya menjadi layangan yang masih ditarik ulur oleh penerbangnya. Beda dengan mereka yang sudah terbang bebas di angkasa, gak takut lagi ditarik ulur. Bebas lepas.
Ya, setidaknya saya menikmati indahnya langit biru, hembusan angin dan rasanya ditarik ulur... naik turun, naik turun...setidaknya aku di atas awan....

Rasanya pingin banget mutusin ni benang, tapi kalau aku mutusin benangnya sekarang aku gak tahu arah angin, setidaknya walau masih ditarik ulur, aku kan bisa baca arah angin. Lha mereka? yang udah lepas, bebas? Mereka sudah tahu mau kemana, sudah tahu arah angin berhembus, mereka juga sempat ditarik ulur. Biarlah...mungkin waktunya belum tepat untuk lepas...

Angin membantu saya tahu banyak hal. Tarik ulur yang saya rasa membantu saya mengerti arti bersabar. Bisa berada diatas awan seperti ini membuat saya lebih memahami arti bersyukur. Bersyukur karena saya bisa berada di atas awan seperti sekarang. Bersyukur bahwa masih banyak layangan dibawah sana yang masih menunggu untuk diterbangkan.

Mario Teguh

Pagi ini..sebelum ngampus..ngeblog lagi..dan gua nemu ini di home facebook gua. . . 

Hari ini aku akan lebih bersungguh-sungguh meningkatkan kelas pribadiku, agar cita-cita yang tinggi menjadi masuk akal bagiku.

Aku tak boleh takut-takut, tapi menginginkan yang besar – itu tidak pantas.

Aku tak boleh mengeluh karena tak memiliki yang malas kuupayakan.

Aku akan sekali atau dua kali menyesal karena salah, kecewa karena gagal - tapi itulah kehidupan.

Aku tak mungkin memenangkan semuanya, SEPERTI aku tak mungkin gagal seterusnya.

Hari ini aku akan lebih berharapan baik.

Aku telah berdoa, patuh kepada yang benar, jujur dan tulus dalam sikapku, dan lebih rajin dalam belajar dan bekerja.

MAKA, aku tahu aku lebih berhak bagi keberhasilan – daripada jika aku malas, berprasangka buruk, pesimis dan suka mengeluh.

Hari ini aku akan menjadi pribadi yang lebih ramah, agar lebih manis perlakuan kehidupan kepadaku.

Hari ini aku akan menjadi jiwa baik kecintaan Tuhan - yang lebih aktif.

Tuhan, rahmatilah kesungguhanku hari ini.

Aamiin
Pagi-pagi yang gua udah baca yang mak jleb banget... wkikikiki.... see you..
*ngampus ah

Bukan Gua Yang Pegang Penghapusnya

Pagi-pagi bangun dari tidur...pinjem laptopnya adiknya Dwi. hehehe...semalem gua nginep tempat Dwi...
Di desktop ada memo yang menarik perhatian mata gua buat dibaca, jadi begini bunyinya (burung kaliii)

"Tulislah rencanamu di atas kertas, biarkan Allah yang memegang penghapusnya, biarkan Allah menghapus yang salah dan menggantinya dengan rencana-Nya yang lebih indah"

Well, cukup menarik kan. Dan kalau dipikir ada benernya juga. Semua yang direncanakan manusia, bukankah tetep Allah yang memegang kendali. Yang penting manusia itu jangan pernah berhenti untuk berencana dan berusaha. Jika rencana itu belum terlaksana, berarti ada yang salah dan pasti sudah diganti dengan yang lain. Diganti sama siapa? Ya sama Allah lah.... Kan kamu cuma nulis yang pegang penghapus Allah, ya sudah,jalani saja rencana yang baru itu...Bersyukurlah... Rencana yang baru itu pasti akan membawamu ke arah yang lebih baik....

Gua sadar, mungkin rencana yang gua tulis selama ini terlalu mainstream, terlalu muluk atau banyak banget salahnya, makanya sering banget dihapus dan diganti ama yang lain. Nah..yang lain ini yang bikin gua belajar banyak banget hal. Awalnya gua sebel, rencana yang gua tulis, yang gua harapkan selalu aja gagal..hingga gua belajar dari temen dan sahabat gua dan menemukan quote di atas. Hal ini ngebuat gua makin yakin, kalau gua gak boleh nyerah, dan gak berhenti wat nuli rencana-rencana yang lain
.
Bukan gua yang megang penghapusnya, tapi Allah. Gua cuma megang kertas putih dan pena. Gua cuma nulis rentetan rencana yang begitu panjangnya. Jika ada yang tek terlaksana berarti Dia telah menghapusnya dan menggantin dengan sesuatu yang lebih baik.

Selamat pagi semuanya. Have a nice day. Keep fighting!! Don't forget to say Bismillah before doing something and Alhamdulillah after you get what you want or what you do not want.

Kepalang Tanggung (Wis Kadung)

Well, postingan kali ini bakal ada dua seri. Seri pertama adalah kepalang tanggung masalah perskripsian dan yang kedua adalah percintaan. Bagi pembaca yang mungkin menemukan kata-kata yang berbau vickynisasi saya mohon maaf, virus itu cepat sekali menyebar. Damn!!

Baiklah, seri yang pertama "SKRIPSI"
Bosen kali ya, tiap postingan kok bahasnya itu-itu melulu. Gak ada niatan sebenarnya. Yap, saya sudah kepalang tanggung ujian skripsi dan memohon pada dosen penguji untuk segera mengupload nilai agar saya bisa daftar wisuda. But, the result is... teman-temanku yang bahkan ujiannya dibelakangku sudah bisa menyelesaikan pemberkasan...lha saya??? Saya masih harus ekstra sabar,,,sabaaaaarrrrrr bangeeeeettttt.... Sampai usus mau ditarik keluar terus ditambahin panjangnya.. Huuffttt... Jujur saya malu melihat teman-teman yang begitu cepat menyelesaikan pemberkasan..Lha saya... Sudahlah jangan diratapi... Nanti juga ada langkahnya sendiri. Sudah kepalang tanggung sampai disini, ya dijalani..kalau sudah basah ya sudah,,,basah saja sekalian... Menghadapi jalan yang begini berlikunya, mengasyikkan sekaligus mengesalkan..sebenarnya saya sudah lelah, tapi tetap, saya tidak boleh menyerah begitu mudah...Tinggal 4 hari lagi dan saya harus mendapatkan nilai dari dosen penguji saya.... Sudah cukup... kalau saya terus menulis, saya akan terus meratapi nasib saya dan lupa bersyukur. . .

Kepalang tanggung masalah percintaan..
Kalau kasus yang ini, saya sudah kepalang tanggung suka sama orang yang satu ini. Dia selalu berlari-lari di pikiranku, ya setidaknya dia bisa membuat hidup saya lebih berwarna dan tidak kelam meratapi nasib. (STOP!! STOP MERATAPI). Baiklah... Saya benar benar sudah tidak lagi ngefans tapi mungkin jatuh cinta. Dan saya rasa ini tidak wajar, bagaimana tidak,,kalau kalian membaca postingan saya sebelumnya, saya jatuh cinta saat sudah ada orang lain di hati saya. Apakah saya berdosa?? Saya rasa tidak. Bukankah setiap orang berhak untuk jatuh cinta?? Cinta itu bisa datang sama siapa aja dan kapan aja kan?? Salah sendiri dia jauh disana -____-". Bukanya gak bisa menjaga hati, tapi posisinya hati ini memang sedang tidak terikat dengan siapapun. Hanya saya saja yang merasa hati ini terikat oleh dia yang jauh disana (ababil). Baiklah... mau bagaimana lagi... kepalang tanggung kok.. 


Jumat, 13 September 2013

Selamat Ulang Tahun Ayah

Selamat ulang tahun ayah, semoga ayah selalu diberi kemudahan, dilancarkan segala rizkinya. Selalu diberi kesehatan dan selalu dalam naungan rahmat-Nya. Maaf jika Meta belum bisa memberikan sesuatu yang special buat ayah, tapi satu hal yang pasti, doa Meta selalu menyertai Ayah. Meta sayang sama Ayah :*

Meta akan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi anak bisa dibanggakan. Meta akan membuat ayah bahagia... Meta gak pernah ingin buat Ayah kecewa, kalau saya sering buat Ayah kecewa, maafkan ya...

Rabu, 11 September 2013

If You Got Me, I'm Done

Saya merasa bahwa saya abnormal. Lha kok bisa? Entahlah,,,,tapi yang jelas, ini benar-benar tidak normal. Please,,saya sudah menginjak usia 22 tahun, tapi pikiran-pikiran macam anak kecil masih saja menempel pada diri saya. Jujur saya belum bisa mendewasakan diri saya. Lalu? Bahkan untuk masalah seperti ini pun saya masih berpikir ala anak SMA alay yang tersesat dan tak tahu arah jalan pulang *ngelantur
Baiklah, mungkin saya terlalu bertele-tele. Biarkan, biar yang baca bingung. ... Hahahaha....

Pernah mendengar kata "ruang" dan "waktu". Pasti pernah dan sering sekali kata-kata itu disebut, entah saat pelajaran, rapat, ngerumpi di mall atau bahkan saat menggombal #eehh. Dan kali ini, lagi-lagi saya dipermainkan oleh "ruang" dan "waktu". Ini bukan persoalan hati saya yang dulu. Masalah ini baru saja muncul dan membuat saya ingin guling-guling di kasur, merobek bantal hingga keluar kapas (bukan bulu angsa, ini bantal murah soalnya). Apa yang akan kamu lakukan jika menjadi saya (oke, mungkin anda masih berpikir...buffering ....disconnect). Well, I'm in love with someone else (damn it). Dan masalahnya adalah..kami terpisah ruang dan waktu yang....yaa.... entahlah...saya merasa dipermainkan oleh perasaan saya sendiri dan ...

Kenapa saya bilang tidak normal?? Ya itu, , , , I have already had one in my heart, and now I get someone new... It drives me crazy... everytime I meet him, I always have this kind of thought, "If you got me,I'm done"

Selasa, 10 September 2013

They Are Expecting More

Rasa sesak ini kembali melanda hati saya. Saya tidak tahu harus memulai darimana lagi. Orang tua saya masih mengharapkan banyak hal dari saya. Termasuk.....ya sudah lah tidak usah disebutkan lagi. Saya sudah bisa berkata apa-apa lagi pada ayah saya. Saya hanya bisa mnegucap satu kata yaitu "MAAF". Dan ayah saya hanya bisa menjawab dengan satu kalimat "YA SUDAH. TIDAK APA-APA". Tentu saja dengan nada rendah dan desahan sesal yang jelas terdengar dari seberang sana.

Mereka mengaharapkan lebih dari saya. Saya tahu dan sadar akan itu. Sedari saya SD, saya selalu diperlihatkan bagaimana orang tua saya tersenyum bangga saat melihat saya ataupun adik-adik saya melakukan hal membanggakan. Dan saya terbiasa dengan hal itu lebih lama dibanding kedua adik saya. Sejak saat itu saya sama sekali tidak bisa membuat orang tua saya kecewa sedikitpun. Hingga hal tersebut terjadi untuk pertama kalinya. Saya membuat diam ayah saya selama sehari penuh, 24 jam. Beliau hanya diam dan memandang saya dengan penuh kekecewaan. I could do nothing.
Dan kejadian itu terulang lagi hari ini. Saat beliau menelepon dan menanyakan hasil saya ke kampus pagi tadi. Tanpa melihatnya secara langsung, saya sudah tahu ekspresinya. Nada bicaranya juga mulai pelan, hanya kata "YA SUDAH" yang sering sekali terucaom entah berapa kali. Mungkin jumlahnya sama dengan kata "MAAF" yang terlontar dari mulut saya.

Sebenarnya saya benci sekali ketika orang banyak menaruh harapan pada saya. Seharusnya itu memacu saya untuk berusaha dan melakukan yang terbaik. Memang seharusnya begitu... Tapi kalau boleh jujur, saya tidak mau membuat orang lain kecewa, tiwas mereka berharap banyak, tapi saya tidak sanggup atau gagal di tengah jalan? Bukanya saya pesimis... Saya hanya ingin diperlakukan seperti biasa. Kalau memang saya bisa diharapkan lebih, maka tuntunlah saya dengan sabar... When they are expecting more, then they have to prepare everything it may happens.

Jumat, 06 September 2013

When My Dad Says No Word

Adalah hal yang menyesakkak hati, setelah kau selesai ujian dan ayahmu menelepon. Begitu bahagia dan senangnya aku, sudah selesai ujian, rasanya plong. Ternyata papaku juga mengatakan demikian. Hingga satu kalimat terlontar "Kapan terakhir daftar wisuda?" Aku terdiam. "Minggu depan pa?". Kemudian di saat yang lama, hening. Papa mulai berbicara lagi "Ya sudah, tetap diusahakan kalau bisa". Telepon terputus...

Hatiku sesak.. serius... Karena apa, aku bahkan tidak bercerita pada papa kalau pendaftaran wisuda paling akhir adalah minggu depan. Aku hanya ingin beliau tahu kalau aku sudah bisa ujian, menjalani ujian dan tinggal mengurus revisi. Ternyata pertanyaan itu terlonta juga. I did not know what to do. All I need just hugged my friend and cried out loud.

When I find that my father starts to keep silent, then it seems I feel like have a heartache. Why? In my life I never want to make and to see my father keep silent just because of me. I do not want to make him disappointed (again). But this time... I can't do nothing...

Kejutan. . .

Hari ini banyak sekali kejutan yang saya alami. Kalau boleh ditulis sesuai dengan nomor, begini urutanya :

1. Saya semalam tidak bisa tidur karena pagi ini saya harus ujian skripsi, dipikiran saya, saya akan menghadapi tiga dosen sekaligus. Alhasil..mata panda... kejutan pertama adalah.. sidang diganti ujian, alias face to face. Percaya diri saya mulai bangkit.

2. My first examiner came.. Oh My God. Saya mulai down lagi. Sebisa mungkin saya menghilangkan wajah oon saya menjadi wajah cendekia (malesi banget). Saya duduk berhadapan di ruang sidang dengan beliau. My heart beat so fast. Then, she started with the first question. Alhamdulillah... Lancar. Kejutannya, it only took 15 minutes. tapi tetap saja..masih banyak revisi. Tidak apa, yang penting saya tahu dan terpacu semangat saya untuk revisi.

3. Ketemu dengan dosen penguji kedua alias dosen pembimbing 2. Bapak. Begitu saya dan teman saya menyebutnya. In took one hour. We discussed everything about my final project. Sometimes we talked about something else. Finally, he described about the criteria of assessing his students in final project examination. Hopeless..when he said "I assessed about your english presentation". Karena apa?? sekali-sekali saya memakai bahasa Indonesia. Kejutannya adalah.. "I'll give you (the best range in scoring, I won't mention it).

4. Sepulang ujian, sahabat saya masih menunggui saya.. They said "congratulation". Pulang kos..ternyata sudah ada dua sahabat saya di sana. Dan..."Happy birthday..maaf ya telat." Saya hanya diam dan berkata.."Terima kasih..kalian di sini saja aku dah seneng banget."

5. Kejutan lagi dari orang-orang baru. Kali ini anak-anak kos yang baru saya tempati sebulan lalu.

Terima kasih Ya Allah, kau telah memberikan ku banyak sekali nikmat. Kau memberiku tempat dia antara orang-orang yang begitu sayang pada hamba. Alhamdulillah..


Alhamdulillah... Thanks to Allah The Almighty

Baiklah..entah mengapa hari ini saya bahagia sekali.. Bagaimana tidak, dosen penguji yang membuat saya gak selera makan dan cuma bisa gelimbungan di kasur berhasil saya hadapi. Ya, saya sudah ujian skripsi dengan beliau. Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Actually, she is a kind person. Tapi ya itu, revisinya lumayan banyak sih. .. but at least once again..I've reach this step. And...woooww... really... Saya entah mengapa merasa sangat lega luar biasa. Mungkin karena saya sudah ujian, menghadapi dosen penguji dan ternyata itu tidak semenyeramkan yang mereka katakan. Dan tahukah?? Dari beliau saya mendapatkan pelajaran, ilmu saya bertambah dan entah mengapa, saya ingin sekali membca buku yang berhubungan dengan pendidikan maupun sastra. Namun, inti dari postingan saya sebenarnya bukan itu...

Intinya adalah...

Yang namanya orang berdoa atau berusaha, Tuhan-lah yang menentukan segalanya. Ketika seseorang sudah berdoa dan berusaha namun masih belum mendapat kesempatan yang lebih baik, maka ia masih harus berusaha lebih dan berdoa lebih. Namun, ketika seseorang hanya sekedar berdoa kemudian telah mendapatkan apa yang mereka butuhkan, terkadang mereka lupa bersyukur dan anehnya terkadang Tuhan masih memanjakan mereka dengan nikmat-Nya. Hingga suatu saat sifat takabur  mereka membuat nikmat itu hilang. Dan satu hal  lagi, saat seseorang benar-benar berdoa, berusaha, Tuhan terus menambah nikmat-Nya, dan orang tersebut tetap rendah hati dan tak lupa bersyukur. Jadi yang manakah saya, yang manakah anda?

Allah itu Maha Kuasa, Maha Segalanya. Di saat saya seperti hari-hari kemarin, saya hanya bisa belajar seadanya, sisanya pasrah dan berdoa. Tapi saya bersyukur, doa dan dukungan dari teman-teman saya membuat semuanya jauh lebih baik. Benar kata teman saya Ita, berusahalah untuk selalu positif thinking, dan kata Ika, dijalani saja dulu, jangan membayangkan hal-hal yang belum terjadi.

Alhamdulillah.... Semua berjalan lancar ^^

Rabu, 04 September 2013

Kata Bapak (Lagi)

Seharusnya hari ini saya bikin PPT untuk persiapan ujian sayaa, tapi lagi-lagi mood saya sedang lemah. Baiklah..saya cuma akan menulis seumprit saja..Ini tentang wejangan dari bapak saya (lagi). Kata bapak saya seperti ini, kurang lebih sama seperti yang lalu :

Kalau belum dihadapi jangan takut dulu, omongan orang sekitarmmu justru akan bikin kamu selalu taku t sebelum menghadapi sesuatu. Wong durung ngerti opo-opo kok wis wedi dhisik. Kapan olehmu maju nduk (belum tahu apa-apa kok sudah takut dulu, kapan kamu bisa maju). Biarkan saja mereka dapat yang mudah, kalau kamu pingin dapat yang mudah terus, kapan kamu dewasa?. Urip kuwi perlu narima tantangan nduk, kuwi sing bakal mbentuk awakmu dadi diwasa, mateng, tangguh. Dadi kowe nek ngadepi koyo ngene maneh rak bakal kaget (Hidup itu perlu menerima tantangan, itu yang akan membentuk pribadimu jadi dewasa, matang dan tangguh. Kelak jika kamu menghadapi situasi serupa, kamu gak bakal kaget dan selalu siap).

Itu wejangan bapak saya, selain itu bersikaplah santun, baik. Kalau kamu ingin di perlakukan baik dengan orang lain, perlakukanlah dirimu dengan baik. Ditata gaya bicaranya, yang tegas, jangan terlihat seperti orang bingung. Percaya Diri dan yakin akan kuasa Illahi. Semua akan baik-baik saja.
Wejangan bapak dari kemarin-kemarin itu terngiang terus dikepala saya. Sebisa mungkin saya menjalankan apa yang bapak saya 'wejang'. Dan satu hal lagi, teman saya berkata "It is not about right or wrong, it is about how you defend your opinion" kunci saat ujian skripsi. Jadi yakin sama kemampuan diri saya, dan saya pasti bisa . PASTI BISA!!!!!

Senin, 02 September 2013

Random

My friends said :
1. Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hambaNya
2. Sepertinya Allah menaikkan derajatmu di pertambahan usiamu
3. Kamu di beri dosen ini karena kamu mampu dan bisa


Saya sedang nganggur,menunggu dosen penguji yang luar biasa hebat. Harusnya sih ngajar jam 9, tapi katanya kosong, ibunya sakit perut.. Semoga beliau lekas sembuh. Amin.
Oke..tulisan kali ini mungkin gak jelas dan gak berurutan. Intinya hari ini aku pingin bahagia, siap mental nemuin ibunya. Dan maaf, sekalipun saya harus jadi orang yang munafik (bisa gak bisa) itupun akan saya lakukan. Tapi munafik itu kan sifat yang tidak baik. Uhm..dijalani sajalah....

Aku bersyukur, berada di lingkungan yang random ini. Random senengnya, sedihnya, susahnya. It makes learn many things ^^

Kata Papa "Kamu Harus Bangga Dengan Apa Yang Ada Sekarang"

Pagi tadi sih niatnya saya mau telpon mama, tapi berhubung mama sedang ke pasar, jadi yang mengangkat papa saya. Jadi kurang lebih begini isi percakapan saya dengan papa:

Papa : Mamamu lagi ke pasar nduk. Kamu kapan ujiane?
Aku : Hari Jumat ini Pa, tapi Meta belum sempet ketemu ibunya kemarin, jadi hari ini Meta mau ngampus lagi.

Papa :Sopo dosen pengujimu nduk?
Aku : (terdiam, air mata tak terasa jatuh di pipi, aku mencoba menahan diri agar nada bicaraku tetap stabil) Itu pa, dosen yang kata anak-anak paling sulit, paling pelit dan sebagainya. Dan parahnya katanya lama banget kalau bimbing.

Papa : Kamu itu jangan berpikiran ke sana dulu.
Aku : Tapi pa, semua itu emang bener. Mahasiswa bimbingan beliau saja lama kok, belum rampung-rampung.
Papa : Nduk, dengerin papa, setiap dosen itu punya cara mereka sendiri. Mau mahasiswanya dipersulit, dipermudah, pasti ada pelajaran yang diambil.Entah pada saat awal ataupun akhir. Jangan membayangkan hal-hal yang belum tentu akan terjadi juga sama kamu nduk. Percaya, yakin.
Aku : (saya tak tahan lagi dan membiarkan telepon genggam saya basah, mungkin papa tahu, karena suaraku mulai bergetar) Itu gara-gara temen-temenku yang pas ditawarin dapet itu pada nolak. Makanya jadi kena ke aku. Aku juga gak bisa ganti, gara-gara alasan bu kaprodi 'ini pemerataan, yang lain udah banyak, cuma beliau yang masih jarang, belum nguji'
Papa : Jangan gitu nduk. Kamu harusnya bangga, bisa dan berani buat ujian sama ibunya yang kata temen-temenmu itu susah, angel opolah, yang ditolak temenmu buat jadi dosen penguji. Yang penting kamu itu percaya. Kamu tahu ibunya maunya gimana, turuti saja, jalani saja. Kamu pasti bisa nduk. Bicara sama ibuknya baik-baik. Ora popo  nduk. Nek kudu masang rai gedeg yo dipasang (gak apa nduk, kalau harus pasang muka tebal ya pasang saja). 
Aku : Iya pa, Meta bakal berusaha sebaik mungkin.
Papa : Sudah jalani saja, PD saja. Bangga saja, karena kamu mendapatkan jalan yang lebih buat lulus, harus melewati perjuangan yang kaya gini. Gak apa nduk. Kamu bakal punya kebanggaan sendiri, cerita sendiri. Semua pasti baik-baik saja. Kamu bisa ya nduk. Hari ini ngampus?
Aku: Iya, pa. Mau ketemu ibunya, kan tadi Meta sudah bilang mau ketemu ibunya.
Papa: Ya sudah, dibicarakan baik-baik. Eling nduk, aja njaluk macem-macem, turuti wae. Aja ngatur ibuke. (Ingat nduk, jangan minta macam-macam. Turuti saja apa maunya. Gak usah ngatur-ngatur)
Aku : Iya Pa. Mohon doanya.
Papa : Mesti nduk (Pasti nduk)

Sebenarnya selama telpon tadi, saya hanya bisa menggigit bibir bawah saya. Menahan tangis. Betapa hebat ayah saya. Ada beberapa pembicaraan yang tidak saya sebutkan di sana. Ini soal ketika papa bicara untuk mengusahakan wisuda Oktober. Saya hanya bisa meng-iya-kan semua yang beliau bicarakan. Saya tak sanggup berkata panjang lebar lagi. Sesak. Setelah telepon saya akhiri. Tangisan saya menjadi-jadi. Saya tidak tahu, harus bagaimana ketika papa saya masih menginginkan saya untuk wisuda oktober dengan keadaan yang seperti ini. Semua yang saya butuhkan hanyalah keajaiban dari Allah. Saya hanya bisa terlihat cengeng di sini, sendiri. Tapi ada satu kalimat dari papa saya, walau beliau menginginkan saya untuk wisuda okteober "yang penting kamu sudah sampai tahap ini. Ujian dulu. Jangan berpikiran yang macam-macam sebelum kamu tahu dan menjalaninya. Jangan pedulikan kata mereka yang menganggap kamu "beruntung" (lebih pantas disebut sial). Banggalah dengan apa yang ada sekarang nduk."

Well. yang saya bingungkan sekarang adalah, ketika saya berangkat ke kampus nanti, apakah saya bisa menutupi jika saya habis menangis, dari kemarin hingga pagi ini. -____-"

Nulis Lagi

Saya mungkin memang gila nulis, baiklah cerita kali ini tentang perjalanan saya menghilangkan stress. Tahukah kalian, bahwa malam ini saya menghabiskan 30ribu. Bayangkan, 30rb bagi saya itu berarti banget. Dan uang segitu habis dalam waktu sekejap. Itu akibat saya sedang tekanan batin.

Baiklah perjalanan saya mulai dari menikmati pempek Palembang di sebelah Swiss House di daerah Kali Garang, lebih tepatnya menuju Kali Garang (dari arah RSUP Karyadi). Enak juga ternyata pempeknya, kalau kata Benu "laziiisss.." Setelah itu , saya menuju sebuah masjid di daerah..mana ya namanya, pokoknya jalan tembusan ke Bulu untuk menunaikan ibadah. Setelah selesai ibadah, saya melanjutkan perjalanan, menyusuri sepanjang Banjir Kanal Barat. Niatnya setelah itu saya mau langsung pulang, tapi saya memutuskan untuk ke daerah Srondol eh atau Gombel ya (4 tahun di Semarang tapi masih lupa nama -__-). Bukit Bintang kalau gak salah.. dan saya memutuskan untuk memesan fruitpunch squash dan roti bakar. Tempat ini cocok untuk menggalau


 Maaf kalau gambarnya ga jelas dan kayanya lebih fokus ke lampu neon -____-. Dan lagi ada sosok-sosok yang tidak meng-enak-kan -_____-. Pokoknya dari situ saya bisa melihat gemerlap lampu yang terlihat begitu mungil, walau terlertak dipinggir jalan, tapi fokus tetap pada cahaya lampu yang mungil-mungil itu. Kelap-kelip bak bintang, mungkin itu sebabnya dinamakan Bukit Bintang. Pantas saja, saya dan teman saya sempat menjadi pusat perhatian karena kebanyakan yang datang itu ya.... couple, male and female. Tapi saya tidak pernah peduli. Indah dan bisa membuatku sedikit tenang. Karena sudah malam, saya harus segera pulang. Dan saya pun pulang. Tak terasa 30ribu amblas begitu saja. Ya paling tidak saya terpuaskan, rasa sakit hati saya sedikit berkurang.
Saya harap saya bisa kesana lagi tapi tidak dalam keadaan galau ^^

*sayamengantuksudah

Allah Sayaaaaaaaaaaaaang Banget Sama Saya

Saya mungkin kurang kerjaan, harusnya saya mempersiapkan mental saya untuk bertemu dengan dosen penguji saya yang "woooww" sekali. Kalau baca postingan saya yang sebelum ini, yang Cry apalah itu saya sudah lupa. Gaya bahasanya mungkin sedikit berbeda. Disini saya sudah gak pake "gue" tapi kembali ke asal. Ya maklumlah..moodnya sudah berbeda.
Saya masih tidak percaya bahwa saya mendapatka dosen penguji yang dihindari teman-teman saya. And see... I'm the one and only who got her. How lucky I am. Yes, very lucky. Saya tidak tahu mesti bagaimana lagi menghadapi 'jackpot' yang satu ini. Jalan satu-satunya saya harus siap mental. Dari mengumpat habis-habisan dalam hati. Saya menemukan pencerahan setelah berjalan-jalan menikmati Semarang malam hari dan membaca sebuah blog afterlifeme (mungkin kisahnya berbeda, tapi saya benar-benar terinspirasi sama blog dia). Ya, ini kisah seorang pesakitan kanker yang sudah berada di sisi Tuhan, sedangkan saya pesakitan skripsi dan pesakitan 'jackpot'. Tapi ada satu kalimat yang membuat saya tahu bahwa Allah sangat menyayangi saya
“Dia Yang Diatas ngasih kamu sakit karena Dia tau cuma kamu yg kuat ngadepin ini. Orang lain gak mungkin sekuat kamu”. 
Nah, kenapa kalimat itu saya garis bold, italic dan underline? Agar semua tahu, bahwa saya juga punya kalimat seperti itu untuk diri saya. Lebih tepatnya untuk memperkuat hati saya. Jadi kurang lebih mungkin kalimatnya seperti ini "Allah, gak ngabulin doa kamu yang minta dosen penguji baik, dan malah dikasih dosen penguji yang kaya gitu, karena Dia tahu, cuma kamu yang bisa ngadepin tuh dosen. Mungkin teman-teman kamu yang pada nolak beliau awalnya, karena mereka takut atau tidak sekuat kamu." This is just the path I should take. I can't turning back. Sejauh ini, kalimat itu masih menguatkan saya. Masih membuat saya tersadar, bahwa mereka yang sudah lebih jauh langkahnya di banding saya, ternyata masih meninggalkan beberapa perkara per-berkasan. Ya, Allah itu Adil. Mungkin gampang banget bagi mereka buat ngomong 'kenapa gak minta ganti aja dosenya', 'kenapa kamu gak nangis-nangis gitu, mohon biar jangan beliau dosenya', 'kamu yang sabar ya met, semangat'. Kalimat itu begitu mudah menguap dari mulut mereka. Saya bahkan berpikiran sinis pada mereka. Ini pikiran saya tentang mereka yang mengatakan 'kenapa gak minta ganti saja dosenya', "hei kalian, bukankah kalian menolak saat ditawari seperti saya? bukankah kalian tidak menginginkan beliau jadi dosen penguji kalian waktu itu, see?? It happens to me now. Kalian gak berani kan ngadepin beliau? Takut? Allah Maha Pandai kan? Dia sayang sama kalian, makanya kalian dimudahkan. Dia juga sayang sama saya, Dia tahu saya orangnya akan kuat dalam mengahadapi hal ini, dan Dia tahu saya bisa menghadapi semuanya.

Allah, jika aku boleh bercerita padamu, maka aku ingin mengatakan "kalimat yang aku jadikan sebagai motto dalam skripsiku, terima kasih telah Engkau jadikan nyata (Al-Insan "Maka bersabarlah kamu dalam menghadapi ketetapan Tuhanmu" saya agak lupa itu ayat berapa). Yang bisa saya tangkap saat ini adalah, saya sedang diberi nikmat yang luar biasa. Saya belajar untuk sabar, bersyukur, selalu usaha dan positif thinking, lebih menghargai orang dan tegar. Pokoknya hal-hal dari  blog yang saya baca itu benar-benar menginspirasi saya. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di depan sana. Yang perlu saya lakukan adalah, menjalani dengan sebaik-baiknya apa yang ada sekarang. 

Ya, Allah, saya memohon mudahkanlah dan lapangkanlah jalan saya dalam mensyukuri nikmat yang kau beri. Tuntunlah saya untuk selalu belajar ikhlas, lapang dada, dan sabar. Jangan jadikan saya sebagai umat yang lupa bersyukur, jangan pula jadikan saya sebagai umat yang selalu berprasangka buruk padamu. Saya mohon agar Kau selalu menguatkan saya yang lemah ini. Amin.

(ini kenapa spasinya jadi lebar -________-)

Crying Won't Solve Anything But It Does Me Good

Syock, kecewa, kaget, gak terima, dendam, iri, dengki, sebel setengah mampus, pingin ngumpat abis-abisan.
Gimana enggak, setelah gue hamopir nunggu seharian buat daftar ujian skripsi, njampi-njampiin dengan berbagai macam doa, apa yang gue dapet, dosen penguji yang hampir dihindari semua teman-teman seangkatan. Gue ngerasa gue ini sial banget tau, sial pake banget, gue ngerasa Allah gak adil sama gue, semena-mene, doa gue gak dikabulin. Hingga aku sadar..

Setelah pulang dari kampus, gue nangis sejadi-jadinya di kos. Well, orang yang paling beruntung adalah orang yang bisa gue liat nangis, tapi sayangnya hari itu gak ada orang yang beruntung. Gue cuma bisa nangis, numpahin segala sesak di hati, maraaaaaaahhhh buangeettt... Gue masih ngerasa "gue salah apa sih? Sampe dapet dosen penguji yang begitunya". Ten minutes later, my mom called. Gue masih terisak-isak, mama gue tahu banget, gue lagi nangis dia cuma bilang "Kowe ngopo nangis mbarang? Njaluk rabi?" (kamu kenapa nangis? Minta dinikahin?). Gue sempet ketawa, tapi lagi-lagi gue nangis ngejer (gak tahu deh udah berapa gelas tuh air mata). Mama bilang ke gue "Wis to dilakoni wae, rak sah nangis kaya wong njaluk rabi. Anggep wae kuwi rejekimu. Sing penting kowe ki mudeng skripsimu nduk, aja lali njaluk pandonga marang Gusti Allah, ben lancar, gampang. Bapak lan Ibu uga ndongake kowe nduk, ora bakal ora." (Sudah dijalani saja, gak usah nangis kaya minta kawin gitu. Anggap saja itu rejekimu. Yang penting kamu menguasai skripsimu, jangan lupa berdoa pada Allah, biar lancar dan dimudahkan. Bapak dan Ibu gak pernah lupa buat berdoa). Gue cuma diam, ni air terjun dimata makin deres kaya air terjun Niagara. Mama gue masih men'cup-cup' gue biar gak nangis lagi. Crying wouldn't solve anything. Gue protes sama mama, kenapa gue gak boleh nangis. Mama gue bilang, kalau nangis gak bakal nyelesain apapun, kalaupun gue pingin nangis biar lega kata mama gue jangan kelamaan. Kalau udah lega  gak usah dipaksain lagu buat nangis. 

Cengeng banget ya gue? Terserah. Tapi kalau gue pingin jujur, gue bukan orang yang gampang nangis di depan banyak orang. Apalagi tadi, saat beberapa temen gue tanya "Siapa dosen pengujimu?." Hampir setiap kali aku bertemu dengan temen-temen, itu yang ditanyakan. Karena mereka tahu, gue sedari pagi nungguin ibu kaprodi tercinta buat daftar ujian. Gampang kali ya bagi mereka buat ngomong "Kenapa gak minta ganti aja dosen pengujinya?". Pantat loe gampang, gue udah minta ganti tapi gak diturutin itu gara-gara kalian yang tadinya dikasih dosen itu pada nolak, sekarang imbasnya ke gue. PUAS LO PADA??? HAH!!!!! Sebisanya gue, gue akan buktiin, walaupun it does a matter for me, I'll do my best. Dan bakal gue buktiin sama kalian semua, gue bisa. Gue patut berbangga, karena gue satu-satunya mahasiswa yang mau diuji sama beliau. Gue masih nangis...masih sesek banget di dada, bahkan sampai saat ini. But Crying Does Me Good. 

Minggu, 01 September 2013

Waiting

Hari ini benar-benar membuat saya lelah. . . Tapi aku harus bisa menahan rasa lelah dan capai yang sudah menggantung di badan ini. Saya tidak tahu harus berbuat apa lagi, selain menunggu dan berdoa. Saya menghindari hal-hal yang membuat penantian saya sia-sia. Ibu kaprodi sibuk sekali, ditolak dan di suruh menunggu jam 1, dan yaa mudah-mudahan saja nanti aku bisa mendaftar. Berikanalah kesabaran yang lebih bagiku Ya Rabb, kuatkanlah diri ini untuk tetap menunggu, dengan penuh kesabaran.

Aku ingin sekali mengeluh, tapi untuk apa, aku takut jika aku mengeluh semua akan terasa sia-sia. Menunggu sepertinya sudah menjadi pekerjaan "favorit" bagi saya.
Ya Allah, Ya Rabb. Aku berdoa semoga penantian ini menghasilkan "buah" yang matang dan sia-sia. Semoga saya mendapatkan yang terbaik. AMIN.

Jumat, 30 Agustus 2013

Finish Line

Setidaknya hari ini saya tidak termakan pikiran buruk saya. Alhamdulillah saya bersyukur, bisa mendapatkan form akhir bimbingan dan tanda tangan salah satu dosen pembimbing. Senin saya masih harus mendapatkan satu tanda tangan lagi. 

Saya hampir menyerah untuk wisuda oktober nanti, saya tahu dan sadar mungkin susaaaaaaaah sekali untuk bisa mewujudkan hal itu. 

Saya  bisa diibaratkan orang yang sedang berlari. Ibaratnya walau saya tidak dapat medali, setidaknya saya bisa mencapai garis finish. Kalau dipikir saat mengikuti lomba lari, bukankah kita mempunyai banyak sekali pesaing yang berlari bersama kita. Tujuan mereka sama dengan saya touching the finish line. Namun, cara mereka berlari juga pasti berbeda, ada yang dengan semangat menggebu, berlari sekencang angin demi mendapatkan medali emas. Saya juga, pada awalnya seperti itu, tapi di tengah jalan saya sempat terjatuh dan hampir tak bisa berlari lagi, Saya memaksa diri saya untuk tetap berlari, tapi apa jadinya, luka itu justru memperlambat lari saya. 

Saat itu saya sadar, kalau saya tidak semestinya memaksakan diri saya untuk berlari seperti itu. Harusnya, saya berlari semampu saya. Dan akhirnya saya berlari semampu saya. Saya tahu, yang lain sudah mendapatkan satu putaran lebih jauh daripada saya. Saya tahu saya tidak bisa mendapatkan medali. Hasrat untuk mendapatkan medali itu masih ada, sangat ada,. Saya menciptakan banyak pemikiran-pemikiran positif bahwa saya masih bisa mendapatkan medali walaupun bukan medali emas. Namun, saya juga mempersiapkan diri saya jikalau teman saya yang masih dengan santai berlari di belakang saya mengambil medali yang saya inginkan secara tiba-tiba. Satu hal yang pasti, saya masih bisa mencapai garis finish di waktu yang tepat. Saya  merasa beruntung, karena saya masih bisa berlari, saya masih punya sisa semangat untuk mencapai garis finish. Allah masih menguatkan saya untuk tetap berlari, dan tidak berhenti. Menikmati langkah kaki saya saat berlari. Saya masih beruntung, sangat beruntung, karena saat menengok ke belakang, para pelari lain dengan mudahnya mematahkan semangat mereka sendiri, dan bahkan ada yang mencoba menggoda pelari seperti saya untuk menghentikan langkah, karena masih ada perlombaan lagi di waktu lain. Saya beruntung karena saya tidak mendengarkan apa yang mereka katakan. Saya beruntung, karena teman saya yang sudah mencapai garis finish pertama kali selalu menyemangati saya, dan keluarga saya yang berdiri dan menonton saya dari tribun masih memberikan saya kekuatan dan semangat untuk terus berlari. 

Saya selalu meyakini diri saya sendiri, untuk apa saya berhenti untuk mengikuti perlombaan yang akan datang, toh pasti aku akan tetap berlari dan bersaing dengan pesaing-pesaing baru, yang saya bahkan tidak tahu, bisakah saya menyelesaikan perlombaan itu dengan baik sebaik yang sedang saya lakukan sekarang . Saya pasti bisa mencapai garis finish itu, dengan atau tanpa medali sekalipun. PASTI BISA!!!!